Mohon tunggu...
Rijal Bahri Lumban Gaol
Rijal Bahri Lumban Gaol Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Adab yang berabad-abad

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anggaran Elit Membangun Jembatan Sungai Sulit Di Desa Sipituhuta

10 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 10 Januari 2025   21:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jembatan yang berbahan dasar kayu, seketika dapat terbawa arus ketika air sungai mengalami pasang, Sumber: Rijal Bahri Lumban Gaol

Infrastruktur menjadi salah satu penopang tercapainya segala urusan yang lebih mudah dalam kehidupan bermasyarakat. Tentu, infrastruktur yang dimaksud sangat beragam mulai dari pembangunan dibidang sumber daya, infrastruktur jalan, infrastruktur bangunan dan masih banyak lagi. Tentu kelancaran aktivitas masyarakat juga ditentukan oleh akses yang dilalui untuk melakukan segala bentuk pekerjaan sehari-hari. 

Pada fenomena saat ini, dalam konteks masyarakat yang berprofesi sebagai petani (padi) pastinya sangat membutuhkan akses yang memadai guna menjalani dan mengangkut segala hasil pekerjaan yang berlokasi di tempat mereka bekerja yakni di sawah. Karena sejatinya ketertinggalan perekonomian bangsa indonesia sangat dipengaruhi oleh keterlambatan pembangunan secara merata. Sehingga barang-barang atau hasil alam yang seharusnya bisa dijual kini tidak bisa karena akses yang sangat sulit.

Jembatan penghubung yang selalu dilewati masyarakat desa Sipituhuta melakukan aktivitasnya sehari-hari di persawahan, Sumber: Rijal Bahri Lumban Gaol
Jembatan penghubung yang selalu dilewati masyarakat desa Sipituhuta melakukan aktivitasnya sehari-hari di persawahan, Sumber: Rijal Bahri Lumban Gaol

Masalah yang terjadi di lapangan

Terdapat sebuah desa yang bernama Desa Sipituhuta yang berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara yang masyarakatnya memiliki profesi mayoritas sebagai petani dan berkebun. Lewat adanya pertanian di desa tersebut sangat memungkinkan bisa menghasilkan sumber alam yang sangat memadai yang nantinya dapat mendukung bahkan meningkatkan perekonomian Indonesia. 

Pada situasi saat ini guna mendukung kelancaran pertanian di Desa Sipituhuta, cukup banyak masalah yang dialami masyarakat karena pengaruh akses menuju daerah persawahan yakni, tidak adanya respon dari pemerintah pusat atau daerah yang membidangi tentang pembangunan jembatan sebagai penghubung antara lokasi persawahan yang satu dengan yang lainnya. Banyak resiko yang sering terjadi kepada masyarakat salah satunya ketika air sungai pasang maka secara otomatis masyarakat di desa tersebut tidak dapat melakukan pekerjaannya ke seberang sungai lokasi dimana mereka menanam padi, hal tersebut disebabkan oleh kualitas jembatan saat ini hanya terbuat dari kayu alam yang hanya ditindih satu batang saja. Sehingga sangat beresiko bila hal tersebut terus menerus dibiarkan dan ditakutkan dapat memakan korban jiwa jika jembatan tersebut tidak segera diperbaiki.

Padahal, sudah tertera secara jelas bahwa sudah ada anggaran dari APBN untuk pembangunan infrastruktur jembatan. Serta dari tahun ke tahun masyarakat sudah mengeluh supaya dibuatkan jembatan yang dapat memperlancar aktivitas masyarakat desa Sipituhuta. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada respon yang serius dari Pemerintah Daerah yang pada halnya ialah Pengurus Desa Sipituhuta. Sehingga sangat disayangkan jika masalah ini hanya dibiarkan begitu saya dan pemerintah desa menutup mata akan hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun