jambi, yang didalamnya menyimpan begitu banyak sejarah peradaban dan perjalanan hingga masuknya Agama Islam ke Jambi.Â
Museum merupakan sebuah tempat persinggahan terakhir bagi setiap karya, benda-benda bersejarah yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Museum juga dijadikan sebagai tempat dalam memamerkan dan menampilkan setiap proses perjalanan sejarah suatu bangsa melalui benda bersejarah yang dapat ditemukan didalam museum tersebut. Akan tetapi, seringkali kita bisa melihat berbagai peninggalan sejarah tersebut sering kali tidak mendapat dukungan penuh dari Pemerintah setempat. Hal tersebut dapat dibuktikan dan dilihat dari fasilitas yang tidak baik, dan serba berkekurangan. Lantas masalah dan kasus semacam itu dapat kita lihat dan terjadi di Museum Gentala Arasy. Museum ini menjadi Museum kebanggaan rakyatMuseum ini disebut juga sebagai Museum khusus karena didalamnya menyimpan sejarah masuknya agama Islam ke Jambi serta para tokoh-tokoh Islam berpengaruh di Provinsi Jambi. Ketika kita memasuki Museum tersebut kita akan disuguhkan dengan Al-Quran terbesar se- Sumatera yang dapat dilihat di dekat pintu masuk Museum Gentala dan juga beberapa buku-buku Islam yang menyimpan begitu banyak ilmu kajian ilmu agama Muslim hingga pada pakaian dan benda-benda bersejarah lainnya.Â
Tetapi dilain sisi kita bisa melihat didalam Museum tersebut sudah cukup banyak fasilitas yang semestinya diperbaiki dan direnovasi supaya dapat memikat hati pelanggan atau pengunjung. Beberapa contoh fasilitas yang patut diperhatikan, yakni Tiang-tiang penyangga yang sudah mulai rusak, lantai yang tidak bersih, banyak tempat-tempat benda bersejarah yang kosong serta pendingin ruangan yang rendah sehingga membuat pengunjung merasa kurang nyaman ketika berada didalam Museum tersebut.
Jika dilakukan perbandingan dengan Museum Siginjei dan Museum Perjuangan, tentu sangat berbeda mulai dari fasilitas yang mendukung. Karena pada dasarnya ketertarikan pengunjung ada ketika fasilitas yang ditemui juga baik dan bagus. Sehingga sangat disayangkan bila masalah semacam ini masih dibiarkan kedepannya. Perlu adanya kajian bahkan tinjauan langsung dari Pemerintah setempat ataupun Kementerian yang membidangi hal tersebut. Supaya nilai-nilai luhur nenek moyang kita itu dapat terus kita nikmati dan rasakan lewat pelestarian dari Museum-museum.Â
Dan juga masyarakat jambi mayoritas beragama Islam sehingga sangat perlu bila mereka dapat belajar akan sejarah agama mereka, supaya tidak hanya teori saja melainkan bisa langsung praktek dan meilhat peninggalan sejarah tersebut yang didukung dengan fasilitas yang memadai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H