Mohon tunggu...
Rijal Bahri Lumban Gaol
Rijal Bahri Lumban Gaol Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Adab yang berabad-abad

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jiwa Peduli dan Cinta Tanah Air Sangat Diperlukan Anak Muda Bangsa di Era Gempuran Zaman yang Tak Terbatas

4 September 2024   11:59 Diperbarui: 4 September 2024   12:00 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada abad ke-20 ini sungguh banyak terjadi perubahan dunia yang mengarah pada masalah-masalah yang akan menjadi konflik di masa depan, seperti: isu ekonomi, isu iklim, isu perang, isu agama, isu politik, isu budaya dan isu apatisme. Banyak kalangan ahli memprediksi bahwa posisi Indonesia sudah sangat memprihatinkan jika memaknai berbagai isu yang terjadi saat ini. Salah satu isu yang kerap kali dimiliki oleh anak muda/generasi muda Indonesia saat ini adalah adanya perilaku yang Apatis. Apatis sering diartikan sebagai sikap tidak peduli terhadap sekitarnya, dan pada konteks apatis saat ini ialah apatis terhadap negaranya sendiri, seperti tidak peduli dengan isu yang terjadi saat ini, baik isu pendidikan, politik dan beberapa isu lainnya. Bangsa Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara mengamanatkan kita untuk peduli dan tanggap terhadap situasi yang sedang terjadi. Seperti pada fakta sejarahnya para Founding Fathers memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan tujuan umum adalah mengubah sistem feodalistik dan sistem kolonialisme menjadi sistem modern dan sistem demokrasi.

Lewat adanya kemerdekaan tersebut, sudah sepatutnya anak muda mempertahankan pesan dan amanat para pahlawan terdahulu. Beberapa permasalahan yang dikaji yang kerap kali terjadi akhir-akhir ini adalah adanya kesan seakan-akan semangat kebangsaan telah menjadi dangkal dan memudar terutama dikalangan generasi muda. Sikap tidak peduli tersebut dapat dilatarbelakangi oleh tidak sanggupnya anak muda dalam menyaring kemajuan zaman, sehingga anak muda tergerus dan menelan seutuhnya perubahan dunia yang terjadi. Salah satunya ialah budaya KPOP atau artis korea, beberapa tahun terakhir ini hampir rata-rata anak muda wanita Indonesia tahu dan bahkan mencintai KPOP secara berlebihan. Lalu, coba ketika ditanyakan terkait siapa nama pahlawan tanah air, apa pakaian adat dari suatu daerah? kemungkinan besar mereka tidak tahu. Tidak hanya itu, disisi lain gaya dan warna rambut, gaya berpakaian saat ini tidak lagi seperti dahulu kala, dimana dikancah dunia Indonesia terkenal dengan negara yang sopan dalam berpakaian dan saat ini kebiasaan itu sudah mulai tergerus dan lebih memilih gaya hidup kebarat-baratan.

Tentu hal semacam itu menjadi ancaman tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam masa sekarang hingga masa depan. Beberapa konflik yang mungkin sekali terjadi di negara ini, seperti pembubaran rumah ibadah bagi sekelompok agama ketika sedang melangsungkan ibadah yang terjadi di Tangerang Selatan baru-baru ini, semestinya kita sebagai anak muda bangsa harus berada dipihak yang ikut peduli dan ambil bagian dalam kasus tersebut, kita seharusnya selalu menggalakkan yang namanya TOLERANSI baik toleransi agama, budaya, dan warna kulit. Sehingga tidak terjadi hal semacam itu dimasa yang akan datang. Tentu konflik diatas merupakan permasalahan yang datang dari dalam negeri, saat ini yang menjadi isu hangat datang dari ancaman luar negeri, seperti: budaya kebarat-baratan, ancaman agraria (penculikan ikan dikawasan Indonesia oleh kapal negara asing), penyeludupan manusia dan narkoba, cyber crime, spionase (mata-mata), separatis, teroris, dan nuklir.

Dan saat ini kita mencoba mengembalikan marwah kultur Nusantara dengan menggalakkan sikap dan rasa nasionalisme bagi generasi mudanya. Sikap peduli dan cinta tanah air menjadi salah satu kunci dalam menyelesaikan dan menghadapi tantangan dunia saat ini. Sekalipun kita mahasiswa tidak memiliki latar pendidikan dari hukum, ilmu politik, PPKN dan semacamnya, bukan berarti kita tidak ikut pula dalam menjaga keamanan negeri ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun