Mohon tunggu...
Florentina Lisanti
Florentina Lisanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Social Movement dalam COP27

5 Januari 2023   23:39 Diperbarui: 5 Januari 2023   23:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COP (Conference of Parties) adalah badan pembuatan keputusan tertinggi dalam konverensi maupun kesepakatan dari UNFCC (The United Nations Framework Conventation on Climate Change) yang bertugas untuk meninjau pelaksanaan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim. COP telah menjadi agenda setiap tahun yang diselenggarakan di setiap negara-negara secara bergantian. Namun negara-negara yang menjadi tempat diselenggarakannya COP adalah negara-negara yang telah diakui oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). COP telah diselenggarakan pertama kali sejak bulan Maret 1995 di Berlin, Jerman.

Hingga saat ini, telah diselenggarakan COP ke-27 yang merupakan pertemuan dari negara-negara maupun rezim internasional (global governance) dalam Konferensi Perubahan Iklim UNFCC. Penyelenggaraan konferensi COP27 berlangsung di Kota Sharm el-Sheikh, Egypt, Mesir pada tanggal 6 hingga 18 November 2022. Hingga saat ini, terdapat 197 negara yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan konferensi COP.

LATAR BELAKANG COP27

Pengaruh dari globalisasi dan perkembangan pasar bebas yang semakin pesat hingga saat ini, menyebabkan munculnya aktor-aktor baru. Hal ini ditunjukan dengan adanya perkembangan dari perusahaan MNC (Multinational Corporate) di berbagai negara maupun perkembangan berbagai perusahaan dan industri negara yang semakin pesat. Karena banyaknya perusahaan industri yang beroprasi, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya polusi karbon dan emisi gas yang disebabkan oleh efek rumah kaca.

Hal tersebut menyebabkan berbagai bentuk perubahan iklim yang ekstrem dan bencana yang telah terjadi di banyak negara. Mulai dari bencana banjir yang terjadi di Paksitan yang menewaskan lebih dari 1.700 orang dan berbagai krisis karena kekeringan yang terjadi di Afrika, Amerika Serikat dan bahkan China.

PERAN GLOBAL GOVERNANCE DALAM COP27

Konferensi iklim COP27 yang diselenggarakan diikuti hampir 200 negara dibawah naungan rezim internasional PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menghadirkan secara langsung para pemimpin negara untuk membahas terkait kondisi iklim global dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Dalam penyelenggaraan konferensi tersebut, terdapat negara-negara besar yang memegang pengaruh atau peranan penting dalam proses pengambilan keputusan sebagai upaya menyelesaikan permasalahan terkait iklim global. Negara-negara maju memegang peranan penting untuk bertanggung jawab atas permasalahan iklim yang terjadi, karena banyaknya polusi, limbah maupun emisi gas yang dihasilkan dari operasional industri perusahaan yang dimiliki.

Amerika Serikat sebagai negara hegemon atau adikuasa, tentu saja memiliki peran penting karena Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar dalam dinamika politik internasional. Selain itu, China adalah negara yang terlibat dalam penyelenggaraan konferensi COP2. Karena perkembangan ekonomi China yang signifikan yang ditunjukan dari keterlibatan China dalam kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain, menyebkan berkembangnya pengaruh China dalam dinamika ekonomi internasional semakin besar. Namun, dalam konferensi COP27 kedua negara tersebut pada awalnya justru berselisih karena pengaruh dari latar belakang perang kekuatan politik.

Dalam konferensi COP27 yang menjadi permasalahan antar negara yang menyebabkan sulitnya mencapai kesepakatan bersama adalah karena konsep "loss and damage" yang diterapkan. Konsep loss and damage adalah konsep dimana negara-negara maju yang akan memberikan bantuan dana kepada negara-negara berkembang yang terdampak dari krisis perubahan iklim. Terdapat beberapa negara yang menolak konsep tersebut, karena jika negara maju yang memberikan bantuan dana kepada negara berkembang atau negara yang terdampak sebagai bentuk pertanggungjawaban atas efek dari operasional perusahaan atau industri negara maju maka negara akan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Hal tersebut tentu saja berbanding terbalik dengan orientasi dari perusahaan industri dan manufaktur negara maju yang lebih mengutamakan keuntungan.

KONTRIBUSI SOCIAL MOVEMENT DALAM PELAKSANAAN COP27

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun