Mohon tunggu...
Vera Florentieka
Vera Florentieka Mohon Tunggu... -

Mencari Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sampah Visual dari para Pembual

7 April 2014   02:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sampah Visual dari para Pembual

Oleh: Vera Florentieka

Inikah pesta demokrasi? Dengan memberi sampah visual kepada kami? Hingga saat ini (06/04/14) 3 hari sebelum Pemilu Legislatif dilaksanakan, yang  merupakan masa tenang, kota Yogyakarta masih saja dipenuhi oleh spanduk – spanduk kampanye calon legislatif. Jika kita berjalan – jalan atau berkeliling kota Yogyakarta, entah disengaja ataupun tanpa sengaja, setiap kita memandang sudut kota Yogya pasti spanduk - spanduk kampanye calon legislatif yang mata kita dapati. Bagi saya adanya spanduk - spanduk calon legislatif ataupun partai politik tertentu justru mengganggu pemandangan.

Spanduk yang seharusnya digunakan untuk promosi visi dan misi, sekarang dalam penggunaannya justru berlebihan. Bagaimana tidak disebut berlebihan, jika satu caleg memasang beberapa spanduk di jalan yang sama. Itu pun baru 1 caleg, belum caleg yang lain. Jelas sampah visual tersebut sangat mengganggu pemandangan kita.

Seharusnya perlu penegasan mengenai  pembatasan banyaknya pemasangan spanduk atau  baliho. Selain mengganggu pemandangan, spanduk atau baliho yg dipasang di pinggir jalan akan mengganggu pengguna jalan, karena dengan mereka membaca spanduk atau baliho, dapat mengganngu konsentrasi mereka saat berkendara. Pada kenyataannya pun, tidak banyak caleg yang menyertakan visi misi nya secara jelas dalam spanduk atau baliho kampanye.

Tidak hanya itu saja, namun perlu adanya kesadaran dari para caleg, untuk merubah pendekatan politik yang mereka pakai. Mengapa demikian? Karena menurut saya, spanduk atau baliho kurang efektif untuk mempromosikan visi misi para calon legislatif. Spanduk dan baliho, tidak dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih calon legislatif, karena jika hanya melihat foto dan nama caleg di spanduk atau baliho, kita tidak mampu mengetahui kinerja nya seperti apa, riwayat, dan latar belakangnya seperti apa.

Oleh karena itu diperlukan perubahan pendekatan politik yang lebih efektif untuk menyampaikan visi misi dari para calon legislatif. Agar tidak menimbulkan tumpukan sampah visual, yang mengganggu pandangan mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun