Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tidak Miskin karena Memberi...

5 Januari 2011   03:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:57 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rumahku ada di ujung blok.  Paling buncrit.   Otomatis jika tukang sampah itu mengambil sampah; rumahkulah yang paling akhir diambil sampahnya.  Kadang jam sebelasan, bahkan kadang sampai jam satu siang, sampah di rumahku baru terambil.

Mungkin karena  capai,  atau karena merasa lelah mengambil sampah puluhan rumah,  kedua tukang sampah itu  berhenti di bawah pohon belimbing depan rumahku. Jika sudah begitu, biasanya anakkulah yang "memberi laporan",

"Ada om...ada om, ampah...ampah".

Biasanya aku mendekati mereka. Ngobrol kesana kemari. Dan biasannya istriku membuatkan dua gelas kopi untuk mereka. Dan mengambilkan air putih secukupnya...  Suasana itu bertambah 'ramai' ketika anakku mulai 'ceriwis' tanya ini-itu kepada mereka. Bauk ini-bauk itu sambil cengar-cengir tutup hidung. Ah, namanya saja anak-anak.

Suatu pagi,  hari Sabtu.

"Mas, itu tukang sampah 'kan sudah digaji dari blok. Ada iurannya tersendiri. Ngapain masih  dibuatkan kopi, diambilkan minum? Mbok ya sudah. Nggak usahlah jadi pahlawan ataupun dermawan kesiangan".     Tanya seorang ibu sambil methangkring - nongkrong diatas sepeda motornya.

Aku mengelus dada. Sebenarnya kata-kata ibu itu agak menggatalkan telinga, tapi ya sudahlah.

"Maaf Bu, saya dan istri saya tidak menjadi miskin, tak menjadi kere cemere kethe (sangat miskin, sangat berkekurangan)  hanya karena memberi segelas kopi.  Lihatlah, anakku yang masih kecil saja tahu, bahkan bahagia,  jika om-om yang mengangkuti sampah itu mampir, berhenti di rumahku".

Ibu itu memalingkan mukanya, dan  pergi men-starter sepeda motornya. Aku tak tahu apa yang ada dipikirannya.

-------------------------------------------------
*)Sekedar cerita, hanya cerita,  diawal tahun.  Terimakasih sahabat  lereng MENOREH,  atas kunjungannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun