Kugoreskan tulisanku  di sini,
Aku bosan mendengar teriakan,
Kadang gemuruh berbalut nuansa butuh,
Butuh perhatian dan...uang!
Ahok...yang menohok,
DPRD...yang pede
Golkar versi ini...versi ini...
PPP ini dan ini....
Amnesti....hukuman mati
Kenapa kau harus berteriak,
Telingaku belum pekak,
Tak bisakah kau bernyanyi dalam sunyi,
Menerkam tanpa mencengkeram?
Andaikan mengaku rakyat,
Mengapa tak memiliki rasa hormat?
Ataukah kau merasa rakyat Soeharto, Sukarno...
Setahuku ada  NKRI berpemimpin Jokowi!
Teriakan memang perlu, andai lidah kelu!
Teriakan memang bisa lantang,
Seandainya kebatilan yang ditentang!
Apa guna berteriak demi harga diri usang?
Inginkah kau menaifkan diri,
Mengapa kau tinggalkan sesuci diri,
Melangkahi hati, menginjak budi?
Oh...teriakanmu perlu sunyi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H