Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Renta

16 Agustus 2012   06:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:41 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terik menyengat raga renta,
kayuh becak mendering rayu,
dua wanita duduk mengangkang,
bak tuna susila belum laku.

Keringat menetes menerabas deras,
jatuh di atas atap becak.
Dua wanita mendongak lagak,
"Kayuhlah cepat, mengapa lambat."

Senyum merias sang renta,
kaki keriput menginjak pedal,
pegal, memar, lengkaplah sudah,
mengisi separuh bulan puasa.

O, wanita bersumbu tawa,
andaikan nafasmu dekat renta,
tak hinakah kau berbentak,
melihat renta bertanggung nyawa?

---------------------------------------------------------------
Melintas becak sarat beban! 13.30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun