Berpendidikan tinggi, dambaan setiap insan.
Berkehormatan yang tinggi, itu pilihan seseorang.
Bergelar 'kehormatan', itu sebuah kebajikan.
"Profesor...oh profesor", bagian kebajikan profesi!
Hati ini tergelitik,
melihat manusia  terusik dan terulik,
karena  gelar yang telah terpapar,
"profesor...oh profesor"...ho-nor-is causa.
Merasa bangga telah berjasa,
mengembangkan mental baja anak bangsa,
dengan tralala-trilili menggoyang negeri,
lupa "gelar kehormatan" hanyalah HONOR, pemberian!
"Profesor...oh profesor"...tahukah kau tridharma,
andai penelitian ilmiahmu mengilhami kami,
andai jurnal ilmiahmu terpasung di luar negeri,
andai angka kreditmu telah tersyarati,
andai universitasmu terlihat jelas,
terakreditasi di negeri sendiri,
andai kegigihan nuranimu menguasai niat baik,
KAU...ya KAU dianggap laik (masih dianggap),
atau, mungkinkah aku salah baca:
"profesor" HUMORIS Â CAUSA, bukan HONORIS CAUSA.
------------------------------------------------------------
Tulisan diujung sore....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H