Maaf, sekali lagi maaf.
Saya tidak terpesona penampilanmu,
penampilan yang hanya sekedar 'gaya',
penampilan  tak bercita rasa dan etika - telanjang dada!
Maaf, sekali lagi maaf.
Gaya bicaramu yang meledak-ledak,
bagai petir melantakkan ular beludak,
itu hanya basa-basimu ditambah nafsu!
Maaf, kala hatiku tak terpesona,
bicara apapun darimu hanyalah rona,
rona yang tak terbaca kalbu,
hingga menyaru pujangga biru!
Maaf!
Negeri ini tak butuh kata meledak,
tak butuh wajah melengkung bak bakung,
butuh orang lurus bekerja tulus!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H