Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Lupa Cabut"

1 Oktober 2011   00:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:27 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ubi pertama:

Di ngarai (lembah)  sungai Musi, hiduplah petani ubi karet, Sudarso namanya. Ia mempunyai tiga orang anak laki-laki. Yang sulung bernama Yanto, si tengah bernama Gandrik, dan si bungsu bernama Kendang.

Ldang ubi karet pak Darso cukup luas, lebih dari tiga hektar. Suatu hari,

“Aduh nak Marsudi..., cilaka mencit[1]”. Keluh pak Sudarso.

“Ada apa to Pak?” Tanyaku.

“Gara-gara anak-anakku lupa cabut ubi, kali ini saya gagal panen....Lihatlah, ubi sekian hektar semua nggambas.[2]

“Yah...mau apa lagi, paling ya cuma sabar saja, Pak”. Jawabku datar.

“Beginilah nak Marsudi, namanya saja “petani ubi”, sudah ngampet ani-ani, urusan digawe bingung….[3]

Ubi kedua:

Keluarga Jogal Baut tinggal di desa Sosor Tolong.Keluarga ini mempunyai tiga belas anak. Ketika kutanya, mengapa anaknya banyak sekali, bapak Jogal Baut menjawab,

“Udaranya dingin, dan lupa cabut ‘ubi’…..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun