Mendesah basah kumendengar ia nyapres,
basah keringat mengangkat pantat jlep...bles,
menghujam kalbu merusuk - suruk,
kemana liang hidup terkantuk-kantuk,
kelap-kelip.
Si ngaceng tertawa kenceng,
mungkin jadi spaneng pikirkan celana dalam terpampang serem ...
mendengar peluit - semprit - bak orang terbabit,
celana dalam pun ikut menjerit, kemana burungku?
Oh....oh....oh.....
siapa ayahku,
siapa ibuku,
mengapa aku dibuat sekedar:
ceng....ceng....ceng..."kenceng".
Jleeeeeeeeeeeeeep!
manteb ia membungkam mulut,
empat hari selesai berbasa-basi,
serasa pelor melupakan katub,
hijrah mendesah di lubang basah.... dor....slup, plug!
Teroka wacana hukum bicara,
alam bersabda bagi yang hina,
menghujam sukma tiada tara!
Benar tetaplah benar!
Oh,yes....oh, yes...oh, yes.
_____________________________________________________
Kulihat ayam jantan sedang "baku hantam" mencari 'tunggangan'....!
Oh, lelaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H