Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Basah...Sah!

7 Oktober 2012   16:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:07 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pikiranku jauh melayang, membayangkan KPK dan Polisi yang "bergesekan", rasanya panas juga lo... seperti panasnya sadel kulit sepeda tuaku yang bergesekan dengan pantat. Sadel itu "gagah perkasa" ketika kena panas. Tapi, begitu kena air, apalagi air hujan....sadel kulit itu langsung loyo - mengerut, alias ngapret.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 7 Oktober 2012, jam 22.30.

Hujan baru saja reda. Hujan itu telah membasahi tubuhku, dan juga sepeda tuaku, termasuk: sadel kulitnya.

Glek....sepeda tua merek "lancar" kusandarkan di pagar. Jegerrrrrr... gubyak, pagarku roboh. Maklum sepeda tuaku ini menggunakan kerangka baja asli, jadi ya... agak berat. Selain karena kesandaran sepeda tuaku, pagarku itu juga cuma terbuat dari kayu sengon (Albizzia chinensis ) yang mudah lapuk-rusak bila kena air dan panas.

Kemarin, sadel sepeda itu ketika kering terlihat 'gagah perkasa', apalagi kena pantat - bergesek - panas, eh begitu kena hujan nglemprek...lunglai tak bertenaga. Kupikir benar kata insinyur Jakardi, kalau dua buah benda bergesek-gesekan, terus menerus, maka gesekan itu akan menimbulkan panas....

Pantat bergesekan dengan sadel, lama-lama panas juga (dua-duanya)....! Cobalah!

Pikiranku jauh melayang, membayangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polisi yang "bergesekan", panas juga. Jika tak panas, mengapa ada "acara" kepung-mengepung KPK. Jika tak panas, mengapa Menkopolkam, Djoko Suyanto perlu perintakan Kapolri tarik polisi pengepung KPK?

Seperti sadel sepeda tuaku. Sadel itu "gagah perkasa" panas - garang, ketika bergesekan dengan pantatku. Namun begitu kena hujan, basah....sadel itu loyo, mengerut! Apa perlu saya menyalahkan hujan yang membuat sadel sepedaku loyo - mengerut?

Sadel sepeda [bagi saya] tetaplah TEMPAT DUDUK SEMENTARA. Jika sadel itu mengerut, karena basah; kok saya ribut!  Atau saya yang perlu koreksi diri karena tak bijak bertindak, diam saja, leleh luweh? Wallahualam bissawab!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun