Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menulis dengan Sadar

14 Desember 2011   03:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:19 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tips tulisan tersadari

Hidup itu sebuah pilihan, begitulah filosofi manusia yang menyejarah.
Demikian juga sebuah tulisan. Untuk menjadikan sebuah tulisan yang tersadari, salah satu kata kuncinya adalah: pilihlah.

Pilih yang pertama, maksudnya; pilihlah tema tulisan sesuai hati. Menuliskan apa yang engkau senangi, lalu tulislah. Menuliskan hal yang disenangi, biasanya juga akan memilihkan kata yang pas.  Dengan pilihan kata yang pas, diharapkan pembaca juga dapat mengerti isinya dengan pas pula.

Pilih yang kedua, memilih  tempat yang sesuai dengan suasana hati. Bagi seseorang, tak semua tempat bisa dijadikan 'ajang' untuk menulis. Dengan memilih tempat yang pas untuk menulis, semoga hasil tulisan itu sungguh menjadi kebanggaan tersendiri.

Kata kunci yang kedua: sisihkanlah
Maksudnya, sisihkanlah waktu untuk menulis. Dengan menyisihkan waktu untuk menulis, hal tersebut juga merupakan penghargaan tersendiri untuk setiap kata, kalimat yang telah kita tuliskan. Anda mau coba? Cobalah pasti akan beda.

Menulis dengan sadar, sulit?

Menulis dengan sadar tidaklah sulit. Yang sulit itu adalah kemauan hati kita untuk menggerakkan pena. Beberapa  kasus mahasiswa yang dikeluarkan dari kuliah (sepengetahuan saya), salah satu penyebabnya, yang bersangkutan  tidak mau duduk, menyisihkan waktu untuk menulis....dan menulis dengan sadar.  Jika sudah begitu, saya teringat tulisan Imam Robandi 2008: iii,

"Kita enjoy berjam-jam membolak-balik koran, tetapi kita sering tidak nyaman walaupun hanya sepuluh menit untuk membuat sebuah paragraf. Kita lebih exspert untuk berjam-jam ngobrol ngalor-ngidul (ke segala arah),  namun kita selalu sudah dan putus asa untuk memegang ballpoint dan sehelai kertas untuk memulai menulis"

Nah, mari kita mulai menulis...menulis dan menulis dengan sadar.  Jika kita telah mengupayakannya, semoga "Budimu akan menuntunmu, agar apa yang kau tuliskan mewakili isi hatimu",  sungguh menjadi kenyataan.

___________________________________________

Sumber bacaan:
Arswendo Atmowiloto, 2011, Mengarang Novel itu Gampang, Jakarta: Gramedia.
Gorys Keraf, 2007, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia.
Imam Robandi, 2008, Becaming the Winner, Yogyakarta: Andi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun