Ada lima orang pencuri, Abang, Bindi, Codet, Dalmin dan Entok. Mereka bersepakat membuat peraturan bersama.
Peraturan pertama,
siapa yang tertangkap tidak boleh mengaku, bahwa ia mencuri. Harus berani membuang alat bukti.
Peraturan kedua,
bersapakat bahwa harus hafal sandi-sandi mencuri. Contoh: kertas numpuk (uang berlebih), ada seragam lewat (ada polisi patroli), hijau lewat (tentara lewat), karpet hijau (ruang sidang), sedang mising (mengintai), 'munthu' (pistol), kasih lembar (nyogok).
Peraturan ketiga,
andaikan tertangkap, harus saling menanggung. Dan tidak boleh memberitahukan teman dan persembunyian...
Peraturan keempat,
harus yakin, bahwa mencuri itu baik.
Nah, suatu ketika, kelima pencuri tersebut beraksi. Ketika sedang beraksi, salah satu dari kelima pencuri tersebut, si Entok tertangkap. Ia digebuki massa.
"Siapa teman-temanmu?" Teriak massa yang berkerumun...
"Saya tak punya teman". Kata Entok.
"Bohong..." Kata mereka.
"Benar. Saya tidak bohong. Karena peraturan kami, jika ketahuan kami tak boleh memberi tahu teman..."Â Si Entok keceplosan berbicara.
"Nah....kau bohong. Katamu kau tak punya teman. Tapi barusan kau bilang peraturan kami...kami..."
Si Entok mati kutu. Ia digelandang ke kantor seragam, eh kantor polisi...
-----------------------------------------------------------------
*)Â Apa artinya hidup, jika hanya untuk melanggar peraturan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H