[caption id="attachment_76249" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi dari google"][/caption] Namaku Srinthil... aku lahir didaerah terpencil, desa yang mungil, pinggir hutan yang dihuni oleh kancil, kancil yang kadang dibawakan bedil. Namaku Srinthil... ayah-ibuku orang terpinggir, miskin sejak lahir, siwur, kendil dan cangkir, itulah teman hidup hingga akhir..... Namaku Srinthil... aku manusia kerdil, bukan karena tengil, bukan karena makan jagung pipil, tapi prihatin melihat orang degil, akupun tak mustahil. Namaku Srinthil... orang mengatakan, aku kenthir, menyederhanakan pikir, menyamakan tata batin dan polah bibir, satu kata dari hulu hingga hilir Namaku Srinthil... karena rindu, tulisan ini bergulir. _____________________________ siwur: gayung air terbuat dari tempurung kelapa * cuma catatan pribadi yang sedang malam mingguan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H