Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Obat Ngantuk, Ya...Tidur"

4 Oktober 2010   03:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:44 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_278044" align="aligncenter" width="275" caption=""kereta apiku, sedang naas..." (gbr. dari google)"][/caption] Tidak dapat disangkal. Manusia membutuhkan istirahat, tidur jika mengantuk. Orang bisa mengatakan obat ngantuk itu minum kopi, jalan-jalan "cuci mata"; tapi orang lebih cenderung menjawab dengan bijak, "obat" ngantuk, ya...tidur. Masalahnya, kapan harus tidur, dimana harus tidur dan jika perlu dengan siapa harus tidur. Ketika seseorang sedang menjalankan tugas, sedang dinas (misalnya:ronda malam), pastilah kegiatan "tidur" menjadi nomor yang kesekian. Manusia dalam hal tersebut - tidur - masih perlu menunda! Seberapa beratkah? Saat seseorang menjalankan tugas, tetapi ia tertidur, pastilah ia mendapatkan sanksi atas ketertidurannya itu, atas kelalaiannya. Contoh Karena Tertidur, Masinis KA Argo Bromo Jadi Tersangka. Sebenarnya sangat menyedihkan jika kita  membaca, melihat bahkan mengalami kejadian tragis negeri ini hanya karena kelalaian manusia. Seolah "cap" manusia sebagai makhluk yang lemah itu seolah semakin diteguhkan. Kita terperangah ketika bencana demi bencana dinegeri ini terjadi hanya karena faktor manusia yang tidak mau memperbaiki sikap salahannya dimasa lalu.  Padahal, jika manusia mau membangun sikap positif, bangkit dan meninggalkan kebodohannya, pastilah lama kelamaan ia akan menjadi pintar bin bijak. Sayang, rupanya kita masih membutuhkan dada yang lapang, hati yang luas bak samudera, untuk mengerti siapa dan apa tanggung jawab kita. Ataukah kita baru mau tengadah, baru mau belajar, setelah jatuh terantuk batu petaka? Jangan-jangan kita akan menjadi manusia yang "jatuh tertimpa tangga, tidak mendapatkan mangga pula".... Jika bencana terjadi (dan itu beruntun - terus menerus) masihkah manusia tetap berdiam diri. Tidak malukah ia berbuat lalai dan salah terus menerus. Kapan mau berusaha memperbaiki diri. Ataukan manusia akan selalu membenarkan diri, dan berkata "Ya....saya 'kan manusia, wajar dong kalau salah." [caption id="attachment_278052" align="aligncenter" width="300" caption=""tidurlah ketika tidak menjalankan tugas" (gbr. dari google)"][/caption] Benar, jika mengantuk, tidurlah. Tapi tidurlah, ketika Anda tidak menjalankan tugas. ______________________________________________ *) Tulisan ini untuk sahabat - sahabatku yang meninggal di kereta api itu, hari itu. Doaku, engkau bahagia bersama Penciptamu. **) Inspirasi: Karena Tertidur, Masinis KA Argo Bromo Jadi Tersangka (KOMPAS, Senin, 4 Oktober 2010, diunduh jam 11.11)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun