Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bertanya

9 Agustus 2010   22:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:10 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saleh nama anak itu. Ia baru berumur tiga tahun. Mulutnya 'nyenyes', 'nyerocos' menanyakan ini, menanyakan itu....jika ia melihat sesuatu yang baru baginya. Suatu ketika ibunya merasa risih dengan kebawelannya.....

"Hah, anak kog nggak bisa diam. Diam bentar kenapa sih?"

"Lho, mama ni gimana. Kata mama, cepatlah besar Nak. Pandailah dalam ilmu.  Cepatlah bicara, nak; mamamu mendengarkan. Mau minta apa nak; susu, minum....dan seterusnya. Itu kata-kata mama 'kan?" Kata Saleh.

"Benar, Nak. Tapi nggak perlu terus-terusan bertanya 'kan? Mama juga capai menjawabnya." Jawab sang Mama, agak kesal.

"Ah, mama. Mama senang kalau Saleh tak tahu apa-apa?"

Sang Mama diam saja....

_________________________________________________
*)Bahasa Latin, qui tacet, consentire videtur: barang siapa yang diam, dia itu dianggap setuju (...setuju dengan ketidaktahuan, setuju dengan kebodohan dan seterusnya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun