Performance appraisal systems atau yang biasa dikenal juga dengan Performance Management System masih banyak dinilai kurang populer dan tidak berhasil karena dianggap hanya sebagai teknik manajemen sumber daya tambahan lainnya. Secara umum, banyak orang tidak menyukai interview appraisal yang di banyak organisasi sebenarnya harus dilakukan ketika manajer sibuk dengan rencana, anggaran, dan kegiatan akhir tahun lainnya. Sebaliknya, pendekatan manajemen kinerja menekankan siklus sepanjang tahun dari perencanaan, pemantauan, peninjauan, pemberian penghargaan, dan pengembangan --- dan menekankan manfaat bagi karyawan dan perusahaan.
Menurut Bevan & Thompson (1991) sebelum memberlakukan Performance Management System, ada beberapa hal yang seharusnya tercantum antara lain; visi misi bersama yang dimiliki oleh perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan, target kinerja individu yang memiliki keterkaitan dengan target perusahaan, harus adanya tinjuan regular dan formal tentang kemjuan menuju target kinerja, proses peninjauan yang digunakan untuk mengidentifikasi hasil pelatihan, pengembangan, penghargaan dan harus ada evaluasi dari perusahaan mengenai efektivitas proses Management Appraisal sehingga perbaikan dan perubahan dapat segera dilakukan.
Dalam Performance Appraisal System, perusahaan harus lebih mengutamakan performance atau kinerja dibanding dengan individu. Hal ini dilakukan guna untuk mencegah terjadinya bias. Seluruh proses Performance Management harus dikomunikasikan secara terbuka dan jujur kepada karyawan.
Namun, perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan kecil menengah, masih banyak yang tidak mmeperdulikan Performance Appraisal, entah karena ketidakmampuan mereka atau minimnya pengetahuan pihak manajemen. Hal ini terlihat dari belum banyaknya perusahaan-perusahaan Indonesia yang bisa bersaing secara global. Pihak manajemen sudah seharusnya mewajibkan kegiatan Performance Appraisal demi kepentingan karyawan dan perusahaan.
Banyak cara yang bisa ditempuh oleh manajemen perusahaan untuk memberlakukan atau mengembangkan Performance Appraisal System yang efektif. Dalam buku Performance Planning & Review Making Employee Appraisals Work 2nd Edition milik Richard Rudman, Richard menuliskan bahwa dalam mengembangkan Performance Appraisal System yang efektif, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan yang jelas, atur cara kerja yang sesuai, tinjau seluruh yang menjadi bagian dari proses, pikirkan tentang waktu, focus pada kinerja, encourage atau gandeng para karyawan, tetapkan rencana dan tinjauan performa tetap berada ditangan pihak manajemen, dan  sisipkan benefit atas kinerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H