FLORENCE MARGARETHA
Dosen Pengampu : Saeful Mujab, S.Sos, M.I.Kom
Program Studi S1 Jurusan IMP, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta raya
Abstrak :
 Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki peran media sosial dalam kampanye politik dan dampaknya terhadap Pemilu 2024. Dengan perkembangan teknologi, media sosial telah menjadi platform utama di mana politisi dan partai politik berinteraksi dengan pemilih. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten untuk memeriksa bagaimana pesan politik disebarkan dan diterima melalui media sosial. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran krusial dalam membentuk opini publik dan memengaruhi sikap pemilih. Kampanye politik melalui platform-platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram dapat dengan cepat menyebarluaskan pesan politik kepada khalayak yang lebih luas. Namun, penelitian juga mengidentifikasi risiko adanya penyebaran informasi palsu atau provokatif yang dapat memengaruhi integritas proses demokratis. Dengan mendalamnya keterlibatan pemilih dalam media sosial, strategi kampanye politik perlu disesuaikan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemahaman mendalam terhadap algoritma dan tren yang dominan di media sosial juga menjadi kunci kesuksesan dalam merancang kampanye yang efektif. Selain itu, penegakan regulasi terhadap konten yang melanggar etika dan norma demokratis juga diperlukan untuk memastikan proses pemilihan yang adil dan bersih. Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang bernilai bagi pihak yang terlibat dalam kampanye politik, media sosial, dan proses demokratis secara keseluruhan. Dengan memahami dinamika kompleks antara media sosial dan politik, pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan potensi positif media sosial sambil mengurangi risiko negatifnya dalam konteks Pemilu 2024.
Latar belakang :
 Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, media sosial telah menjadi kekuatan utama yang mengubah pola interaksi dan komunikasi di berbagai lapisan masyarakat. Fenomena ini tidak terkecuali dalam ranah politik, di mana media sosial menjadi sarana penting bagi politisi dan partai politik untuk berinteraksi dengan pemilih. Saat ini, kita menyaksikan pemanfaatan intensif media sosial dalam berbagai kampanye politik di seluruh dunia, yang memberikan dampak signifikan terutama dalam menjelang pemilihan umum (Pemilu). Dalam konteks ini, fokus penelitian latar belakang ini tertuju pada peran media sosial dan pengaruhnya dalam kampanye politik, dengan penekanan khusus pada Pemilu 2024.
Perkembangan teknologi komunikasi, terutama internet, telah mengubah cara politisi berkomunikasi dan berinteraksi dengan pemilih. Media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan platform lainnya, telah memungkinkan para pemimpin politik untuk mencapai audiens yang lebih luas, menyampaikan pesan politik, dan membangun citra publik mereka. Media sosial memberikan platform yang demokratis, memungkinkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam berbagai diskusi politik. Namun, sementara media sosial dapat memperkuat demokrasi dengan memberikan suara kepada banyak orang, juga muncul beberapa tantangan dan risiko yang perlu dipertimbangkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan fenomena berita palsu (hoax) dan disinformasi yang menyebar luas melalui media sosial. Hal ini dapat memengaruhi opini publik dan merusak integritas proses demokratis, terutama dalam konteks kampanye politik menjelang Pemilu. Dampak psikologis dari serbuan informasi yang tidak terverifikasi dapat menciptakan polarisasi masyarakat, mengakibatkan perpecahan dan ketidaksetujuan yang mendalam. Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam bagaimana media sosial memainkan peran dalam membentuk opini publik dan sikap pemilih.
Pemahaman terhadap algoritma dan mekanisme kerja media sosial juga menjadi kunci dalam merancang strategi kampanye politik yang sukses. Perubahan algoritma yang sering kali tidak transparan dapat memengaruhi visibilitas pesan politik dan mempengaruhi cara informasi disajikan kepada pemilih. Oleh karena itu, politisi dan tim kampanye perlu memahami dinamika ini agar dapat mengoptimalkan potensi media sosial untuk mencapai tujuan kampanye mereka.
Dalam konteks Pemilu 2024, di mana persaingan politik mencapai puncaknya, penelitian latar belakang ini akan membahas secara rinci bagaimana media sosial dapat menjadi instrumen yang memengaruhi dinamika politik dan demokrasi. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap peran media sosial, diharapkan dapat diidentifikasi langkah-langkah strategis yang dapat diambil oleh pihak terkait untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi positif media sosial dalam mendukung proses demokratis dan Pemilu yang bersih.