Mohon tunggu...
Florasis
Florasis Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bioteknologi UKDW

Work hard

Selanjutnya

Tutup

Nature

Masa Depan Sungai Bengawan Solo

25 Juni 2019   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2019   00:10 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash


Sungai Bengawan Solo termasuk sungai terpanjang di Pulau Jawa dengan melewati Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai Bengawan Solo mengalami beberapa perubahan dari zaman dahulu sampai zaman sekarang. Pada zaman dahulu, sungai masih dalam kondisi yang bersih, warna air jernih, masyarakat menggunakan air sungai sebagai konsumsi air minum, irigasi pertanian, dan pusat aktivitas masyarkan. Sedangkan pada zaman sekarang, muncul adanya perkembangan industri yang menyebabkan pencemaran pada air sungai. 

Pencemaran air dikarenakan pembuangan limbah domestik, limbah industri, pertanian, peternakan, dan aktivitas manusia ke dalam badan air sungai. Pembuangan limbah tersebut menyebabkan perubahan kualitas dari air sungai. Pembuangan limbah domestik dapat menyebabkan kenaikan fosfat, nitrat, dan banjir yang disebabkan karena adanya bahan yang berasal dari aktivitas rumah tangga seperti mencuci, sisa hasil makanan (sayur, minyak, plastic, botol yang dapat menyumbat bagian sungai. Pembuangan limbah industry dapat menyebabkan pencemaran warna dan bau pada air sungai karena sisa senyawa kimia dari proses produksi. Pembuangan dari aktivitas manusia seperti mencuci, BABK, mandi dapat menyebabkan kenaikan kandungan fosfat, nitrat, dan coliform pada badan sungai.
Distribusi dari pencemaran air sungai menimbulkan pola yang fluktuatif pada parameter TSS, BOD, COD, dan sulfida khususnya pada daerah industri yaitu Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar yang meliputi industri tekstil, penyamakan kulit, farmasi, dan pangan. Selain itu, juga terdapat distribusi pencemaran logam berat yang bersumber dari limbah industri batik yang masuk ke dalam badan air kemudian air tersebut digunakan untuk irigasi pertanian khususnya di Daerah Sragen sehingga air yang tercemar oleh logam berat akan masuk ke dalam tanah dan diserap oleh akar padi dan terakumulasi pada tanaman. Pencemaran juga dapat diketahui melalui fitoplankton yang digunakan sebagai indicator kualitas lingkungan. Di Sungai Anyar sebagai anak Sungai Bengawan Solo memiliki distribusi fitoplankton sebesar 52 spesies dari 39 genus dan 6 divisi utama yaitu Chyanophyta (4 genus, 6 spesies), Bacillariophyta (17 genus, 27 spesies), Chrysophyta (3 genus, 4 spesies), Euglenophyta (2 genus, 2 spesies), Dinophyta (1 genus, 1 spesies), dan HClorophyta (10 genus, 12 spesies. Indeks keragaman dari fitoplankton adalah -1,94 sampai -2,60 yang termasuk dalam kategori kualitas biota yang tidak stabil dan kualitas pencemaran yang tercemar berat. Selain distribusi pencemaran, pada dasarnya air permukaan memiliki kemampuan untuk penjernihan kembali. Akan tetapi proses penjernihan kembali pada perairan memiliki 4 zona yaitu zona dekomposisi, zona rehabilitatif, zona penjernihan kembali, dan zona degradasi. Proses penjernihan kembali pada perairan tidak dapat berlangsung cepat karena dipengaruhi oleh pH dan DO dari air sungai.
Jalur pemaparan dari pencemaran Sungai Bengawan Solo dimulai dari sumber pencemaran yaitu pembuangan limbah domestik, industri, pertanian, peternakan, dan aktivitas manusia. Kemudian dari pembuangan limbah tersebut akan masuk ke badan air dan mengalir ke bgaian sungai. Kandungan dari limbah tersebut akan masuk ke dalam tubuh biota air seperti ikan, keong, siput dikarenakan air sudah terkontaminasi oleh limbah serta dapat masuk ke tubuh manusia melalui oral yaitu mengkonsumsi air sungai, memakan biota di sungai yang sudah mengandung kandungan limbah, mengkonsumsi beras yang dialiri oleh air sungai sehingga kandungan logam berat dari sungai akibat pembuangan limbah dapat terakumulasi pada padi. Setelah itu, padi yang terkontaminasi akan diproses menjadi beras dan beras akan dibuat menjadi nasi serta dikonsumsi oleh manusia. Selain oral, jalur pemaparan ke manusia juga melalui kulit beruapa aktivitas manusia seperti anak kecil yang berenang di sungai sehingga kandungan limbah dan olgam berat dari air sungai dapat masuk ke tubuh melalui kulit.
Dampak kesehatan yang dapat timbul dari pencemaran air Sungai Bengawan Solo adalah gatal pada kulit, diare karena kandungan total coliform yang tinggi, penurunan sistem saraf, gangguan ginjal, sistem reproduksi, gangguan sirkulasi darah yang disebabkan karena kandungan logam berat. Kandungan merkuri dapat menyebabkan penyakit minamata. Kandungan cadmium dapat menyebabkan kanker ginjal, hati, darah. Kandungan cuprum dapat menyebabkan gangguan kulit, sistem pernafasan. Kandungan As dapat menyebabkan ganggaun mata, liver, organ respirasi, gastrointestinal.
Strategi pengendalian pencemaran pada Sungai Bengawan Solo dibagi menjadi 3 yaitu solusi dari pemerintah atau Badan Lingkungan Hidup, solusi dari pihak industry, dan solusi dari masyarakat. Solusi dari pihak pemerintah adalah dengan mengetahui pengelolaan dan peruntukan dari sungai. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, menetapkan Sungai Bengawan Solo sebgai kelas 4 yaitu air yang hanya dapat digunakan untuk irigasi pertanian sehingga tidak boleh digunakan untuk konsumsi air minum. Menurut pasal 13 UUPPLH dijelaskan mengenai aspek utama mengenai strategi pengendalian pencemaran air sungai yaitu manajemen perencaan, social kelembagaan, dan lingkungan/ ekologi. Aspek manajemen perencaan meliputi pedoman pengendalian pencemaran termasuk pembagian peran antar instansi. Aspek social kelembagaan meliputi pembuangan limbah ke sungai dan aktivitas manusia pada daerah aliran sungai. Aspek lingkungan/ ekologi meliputi perbaikan kualitas lingkungan di sekitar sungai. Pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Solo telah melakukan edukasi pada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai, mensosialisasikan pada masyarakat untuk mengikuti gerakan bersih-bersih sungai, melakukan kerjasama dengan BLH di kota lain yang dialiri Sungai Bengawan Solo untuk memperketat pengawasan dalam mengeluarkan ijin pembunagan limbah cair (IPLC) dan ijin pengelolaan limbah B3.
Solusi dari pihak industry adalah dengan melakukan pengolahan limbah sebelum dibuang ke Sungai Bengawan Solo agar tidak mencemari air sungai. Dalam pengolahan limbah harus memenuhi baku mutu dari limbah yang dibuat oleh pemerintah dan bersedia menerima sanksi bila melanggar. Selain itu, pihak industri harus mengelola intensitas pembuangan limbah khususnya pada musim kemarau agar dapat terjadi proses penjernihan kembali pada badan air sungai.
Solusi dari masyarakat adalah meningkatkan kesadaran masyarkat untuk tidak membuang sampah ke sungai, tidak menggunakan air sungai Bengawan Solo sebagai konsumsi air minum dikarenakan Sungai Bengawan Solo tergolong dalam kelas 4 yang tidak sesuai untuk air minum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun