Bumi, pada tahun 2022, telah mencapai populasi yang mengejutkan yaitu 8 miliar orang. Angka yang monumental ini adalah bukti bahwa masyarakat sedang berakselerasi dengan cepat, karena itu kemajuan teknologi dan sipil pasti akan mengikutinya. Untuk mengakomodasi populasi yang terus bertambah, pemerintah dan perusahaan berkomitmen untuk membangun kota ramah karbon dan kebijakan energi hijau yang ramah lingkungan se-awal tahun 2045. Skenario unik ini telah mendorong industri konstruksi untuk beradapsi dimana mereka harus memenuhi proyek spesifik sambil memuaskan keinginan klien. Sehingga, terbentuklah suatu ideologi dimana tim membuat rencana modul kerja yang fleksibel sambil menjaga integritas konstruksi antara tim desain dan kontraktornya.
Datanglah BIM (Building Information Modeling), metodologi proyek yang berinovasi dengan menkombinasikan model 3D lengkap dengan informasi bangunan yang rinci. Ciri khas BIM dapat membantu para konstruktor untuk menrancangkan fasilitas baru dengan mudah sambil menjaminkan komunikasi transparen antara para konstruktor dengan investornya.
Untuk lebih memahami kapabilitas BIM, penting untuk memahami dan mengilustrasikan metodologinya. The National BIM Standard (NBIMS) berkata bahwa BIM adalah representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional suatu fasilitas. BIM dapat berbentuk sebagai proses yang memanfaatkan penggunaan denah, model 3d, ataupun desain yang berisi tentang spesifikasi fasilitas. Sehingga, BIM menjadi patokan bagi para konstruktor dan investor untuk mempertimbangkan apa yang dirancangkan dalam projek.
Pada tahap awal proyek BIM, sebuah tim dibentuk. Tim lalu akan menyetujui aturan tertentu dalam struktur proses dan informasi yang dilakui. Ini bertujuan supaya dapat dipastikan desain yang dikembangkan terkoordinasi.
Saat proyek memasuki tahap konstruksi, desain dapat digunakan untuk merencanakan dan membangun dengan efisien. Jika diperlukan revisi desain, setiap perubahan dapat mengikuti proses yang disepakati secara transparan dan tercatat.
Akhirnya, setelah proyek konstruksi selesai dan tahap penggunaan fasilitas dimulai, informasi yang tercetak dari BIM dapat dimanfaatkan untuk mengoperasikan fasilitasnya. Informasi itu juga berperan sebagai kembaran digital fasilitas, sehingga mudah diakses.
Saat ini, BIM adalah teknik desain model tunggal yang memungkinkan para ahli dari semua tahap proyek bangunan untuk mengerjakan kumpulan data yang sama. Individu dapat berpartisipasi menggunakan teknologi yang relevan dengan bisnis mereka sambil tetap menyinkronkan tindakan mereka dengan pemangku kepentingan lainnya, apakah mereka ahli arsitek, insinyur, atau konstruksi (AEC)
Masa depan BIM sudah ada di sini; itu bukan hanya mimpi ramalan dan proyeksi, tetapi kenyataan saat ini. Di tingkat regional dan internasional, tujuan yang dapat dicapai telah menghasilkan proyek pembangunan dan infrastruktur yang sepenuhnya kooperatif di sektor MEA, serta jalur untuk evolusi dan peningkatan lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H