Mohon tunggu...
Flavilius Aldo
Flavilius Aldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh graduate

Suka menulis,desin, penelitian, survei

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Reformasi Lahan di Asia: Tantangan, Keberhasilan, dan Isu Kontemporer

13 Desember 2024   12:14 Diperbarui: 13 Desember 2024   12:14 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

reformasi lahan di Asia menjadi isu krusial dan kompleks, yang memengaruhi jutaan orang di seluruh kawasan, hakikat reformasi lahan sangat bervariasi di setiap negara, tetapi secara umum, reformasi lahan melibatkan redistribusi lahan dari pemilik tanah kaya kepada petani atau petani miskin, serta mendorong kebijakan untuk memastikan keamanan penguasaan lahan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan mendukung pembangunan pedesaan. 

aspek utama reformasi lahan di asiar redistribusi Tanah di banyak negara Asia, reformasi tanah dimulai sebagai sarana untuk memecah perkebunan besar yang dimiliki oleh segelintir elit dan mendistribusikan kembali tanah kepada petani tak bertanah. Negara-negara seperti cina , vietnam , korea selatan dan taiwan menerapkan program reformasi tanah pada pertengahan abad ke-20, sering kali sebagai bagian dari kebijakan sosialis atau nasionalis yang lebih luas.keamanan kepemilikan tanah salah satu tujuan utama reformasi tanah adalah untuk memberikan jaminan kepemilikan tanah kepada petani, mencegah mereka diusir atau dieksploitasi oleh tuan tanah. hal ini terutama penting di negara-negara seperti India , di mana jutaan petani kecil mengandalkan lahan untuk mata pencaharian mereka, produktivitas Pertanian reformasi tanah juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan mendorong penggunaan lahan yang lebih baik, mendorong teknik pertanian modern, dan menyediakan dukungan seperti kredit dan pendidikan bagi petani, perubahan politik dan sosial reformasi lahan sering dikaitkan dengan gerakan politik atau revolusi, di tiongkok , reformasi lahan yang dilakukan oleh partai komunis merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendirikan negara sosialis,negara-negara seperti filipina , reforma agraria merupakan isu utama dalam upaya mengatasi kesenjangan sosial, khususnya di daerah pedesaan.tantangan dan kritik walaupun ada upaya yang signifikan, reformasi tanah di asia sering menghadapi kendala, termasuk perlawanan dari pemilik tanah yang kuat, korupsi, dan implementasi yang tidak efektif, di beberapa negara, kurangnya infrastruktur dan layanan pendukung yang memadai menyebabkan reforma agraria tidak menghasilkan perbaikan jangka panjang bagi petani pedesaan, india misalnya reformasi tanah pada periode pasca-kemerdekaan memiliki keberhasilan yang terbatas, sering kali disebabkan oleh celah hukum dan perlawanan lokal contohnya Tiongkok, setelah Partai Komunis berkuasa pada tahun 1949, partai tersebut melaksanakan serangkaian reformasi tanah, termasuk pembagian kembali tanah dari tuan tanah kepada petani hal ini kemudian diikuti oleh kolektivisasi dan pembentukan komune walaupun hasilnya beragam, reformasi tanah di India, seperti penghapusan zamindari (tuan tanah) pada tahun 1950-an dan distribusi ulang tanah kepada mereka yang tidak memiliki tanah, telah terhambat oleh pelaksanaan yang tidak efisien dan masih adanya pola kepemilikan tanah feodal, Filipina Reformasi tanah merupakan isu penting di bawah Presiden Ferdinand Marcos dan pemerintahan berikutnya dengan program yang ditujukan untuk mendistribusikan kembali tanah khususnya di sektor pertanian pedesaan, isu kontemporer reformasi lahan di asia saat ini menghadapi tantangan baru terkait urbanisasi, industrialisasi, dan globalisasi, negara-negara seperti India dan Indonesia , perampasan lahan oleh perusahaan dan pemerintah untuk proyek pembangunan telah menjadi masalah besar, menggusur lahan petani dan serta mengusir masyarakat setempat selain itu ada kekhawatiran atas keberlanjutan lingkungan dari praktik pertanian dan perlunya reformasi lahan untuk mempertimbangkan faktor ekologi dan perubahan iklim.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun