Mohon tunggu...
Flavilius Aldo
Flavilius Aldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh graduate

Suka menulis,desin, penelitian, survei

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Proyek Strategis Nasional Mengorbankan Mata Pencaharian dan Identitas Masyarakat demi Pembangunan

12 Desember 2024   21:02 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:02 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Proyek Strategis Nasional (PSN) adalah inisiatif pemerintah untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur guna memperkuat fondasi ekonomi nasional. PSN mencakup berbagai sektor seperti transportasi, energi, pertanian, hingga teknologi informasi, program ini katanya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memperbaiki konektivitas antardaerah.

Banyak proyek PSN memerlukan lahan yang luas, yang seringkali dimiliki atau dihuni oleh masyarakat lokal, pembebasan lahan menjadi salah satu isu paling sensitif karena ganti rugi yang tidak memadai, warga sering merasa nilai ganti rugi yang ditawarkan tidak sebanding dengan nilai ekonomis dan emosional lahan mereka. Poyek Strategis Nasional (PSN) yang melibatkan pembangunan besar-besaran, seperti jalan tol, bendungan, atau kawasan industri, sering kali mengharuskan relokasi masyarakat dari wilayah terdampak proyek relokasi ini membawa konsekuensi berat terutama terhadap mata pencaharian masyarakat hilangnya akses ke sumber mata pencaharian utama masyarakat sebagian besar masyarakat yang terdampak relokasi terutama di pedesaan menggantungkan hidup pada sektor pertanian,peternakan atau perikanan jika lahan pertanian mereka diambil untuk keperluan proyek maka produktivitas mereka akan menurun dan kehilangan lahan pertanian dan akan kehilangan sumber pendapatan utama,banyak warga kesulitan beralih ke sektor pekerjaan lain karena keterbatasan keahlian atau pendidikan, lokasi baru yang disediakan pemerintah sering kali tidak memiliki kondisi serupa dengan tempat asal, misalnya tanah yang kurang subur, lokasi pengganti untuk bertani tidak mendukung hasil panen yang memadai, lokasi relokasi sering kali jauh dari pasar, sekolah, fasilitas kesehatan, atau sumber daya alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan lama relokasi tidak hanya memengaruhi aspek ekonomi tetapi juga menciptakan tekanan sosial dan psikologis, kehilangan identitas budaya, masyarakat lokal terutama komunitas adat merasa terasing dari lingkungan asal mereka yang telah menjadi bagian dari identitas mereka, pergeseran sosial, kehidupan komunitas berubah akibat kehilangan solidaritas yang sebelumnya terbangun di tempat asal, kurangnya perencanaan matang untuk mendukung masyarakat pasca-relokasi sering dan mengakibatkan pegangguran meningkat warga yang kehilangan lahan tidak selalu mendapat kompensasi berupa pekerjaan, masyarakat  yang terdampak bergantung pada bantuan pemerintah dalam waktu lama karena sulit beradaptasi seharusnya untuk memitigasi dampak relokasi terhadap mata pencaharian masyarakat, pemerintah seharusnya berikan kompensasi tidak hanya berupa uang, tetapi juga tanah pengganti yang setara dengan lahan asal dalam kualitas dan lokasi strategis, serta berikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat untuk mempersiapkan mereka beralih ke pekerjaan baru yang sesuai dengan kebutuhan ekonomi setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun