Kitab Ezra menceritakan imam Ezra yang dipakai oleh Tuhan (pada masa sesudah pembuangan bangsa Israel dari Babel) untuk memulihkan kerohanian bangsa Israel yang sudah bobrok. Bangsa Israel hidup menyembah berhala dan salah satu faktor yang paling mempengaruhi adalah pasangan hidup non-Israel yang tidak mengenal Allah. Oleh sebab itu Tuhan melarang bangsa Israel untuk kawin dengan bangsa non-Israel yang dapat mengakibatkan orang Israel menyembah berhala.
Jadi baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian baru, tidak melarang perkawinan beda warna kulit maupun beda suku/bangsa, yang dikehendaki Tuhan adalah pasangan hidup sepadan yang beriman kepada Tuhan. Alkitab tidak pernah mengajarkan rasisme.
Kalau pasangan hidup beriman kepada Tuhan, sudah pasti takut akan Tuhan, sudah pasti sadar akan ibadah, sudah pasti sadar akan jenis kelamin, sudah pasti sadar akan status sosial, sudah pasti bertanggung jawab secara ekonomi, dan tentunya sudah pasti berkenan di hadapan Tuhan.
Ada pepatah mengatakan “Salah pakai baju, dapat menyesal beberapa jam. Salah makan, dapat menyesal beberapa hari. Salah potong rambut, dapat menyesal beberapa bulan. Salah pilih sekolah dapat menyesal beberapa tahun. Tetapi kalau salah salah pilih pasangan hidup, dapat menyesal seumur hidup”.
Tuhan memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H