Mohon tunggu...
flara putra
flara putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof Dr. HAMKA

baik dan tidak sombong

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketenangan Hati Dalam Beribadah

17 Desember 2022   13:52 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:10 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kecemasan dan persoalan psikologis lain hanya mungkin terjadi akibat perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Beberapa peneliti menilai bahwa merasa berdosa dan merasa bersalah adalah sesuatu yang alami yang itu lebih baik dari pada tidak merasa bersalah.

Todd LeRoy Perreira adalah seorang profesor dari San Jose University, CA United States melakukan studi tentang pengelolaan emosi melalui konsep 'mistisisme Islam' dengan pendekatan 'meditasi'. Dia berusaha membuktikan secara psikologis bahwa latihan-latihan dzikir dengan bermeditasi mampu mempengaruhi emosi seseorang. Gabungan antara konsep meditasi dengan mistisisme Islam dengan cara dzikir dapat mengahasilkan penguatan yang signifikan kepada pengalaman jiwa yang memberikan perubahan besar kepada emosi dan interpretasi.

Perilaku keberagamaan yang keliru dapat berpengaruh buruk pada kondisi mental Seseorang. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa seseorang yang merasa dijauhi oleh Tuhan dan memiliki konflik religius akan terkait dengan depresi yang diderita. Kekeliruan terjadi saat mereka Meyakini suatu dosa yang tidak dapat diampuni. Dengan hasil ini, pola keberagamaan dapat dijadikan indikasi penting pada permasalahan psychological distress (Exline, Yali, & Sanderson, 2000). ketenangan hati dapat diperoleh dengan berbagai hal yakni: tasawuf,berzikir, Bertaubat, Bertawakal dan membaca Al-Quran.

Ketenangan hati dengan berzikir

Setiap bacaan zikir mempunyai makna dan keyakinan terhadap Allah SWT. Seseorang yang mempunyai spiritual yang tinggi berarti seseorang tersebut mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap Allah. Keyakinan tersebut akan mengarahkan seseorang kepada hal-hal yang bersifat positif (Kumala, Kusprayogi, & Nashori, 2017). Seseorang yang mempunyai ketenangan hati yang rendah perlu diberikan pelatihan zikir. zikir akan membuat hati seseorang menjadi tenang, damai, tentram, serta tidak mudah berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan sekarang ini. Penelitian lain yang dilakukan oleh Supradewi (2008), menjelaskan bahwa pelatihan zikir dapat menurunkan bahkan menghilangkan afek negatif serta dapat meningkatkan emosi positif seseorang.

Salah satu bentuk upaya melaksanakan taubat adalah berzikir untuk mendapat ampunan Allah SWT. Zikir terebut adalah berbentuk istigfar. Istighfar hendaknya dilakukan oleh orang yang bertaubat agar terjadi pengulangan-pengulangan kata yang menunjukkan penyesalan dan permohonan ampunan. Pada saat hamba Allah mau bertaubat maka ada jenis taubat yang dianjurkan adalah taubat nasuha yang mencakupi tiga unsur: Pertama, ia mencakup seluruh dosa sehingga tidak ada satupun dosa yang tertinggal. Kedua, kebilatan tekad untuk itu sehingga tidak tersisa lagi keragu-raguan dan kebimbangan. Ketiga, menirukannya dari berbagai hal yang bisa merusak keikhlasan taubat tersebut.

Ketenangan hati dengan tawakkal

Tawakkal, membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepadanya. Sikap tawakkal sangat bermanfaat untuk mendapatkan ketenangan hati, sebab apabila seseorang telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu dengan mengarahkan segala tenaga dan membuat perencanaan yang sangat cermat dan detail melaksanakannya dengan penuh disiplin, dan melakukan pengawasan dengan ketat, kemudian kalau mengalami kegagalan dia tidak akan berputus asa. Dia menerimanya sebagai musibah, ujian dari Allah SWT yang harus dihadapi dengan sabar.

Ketenangan hati dengan Tasawuf

Tasawuf merupakan jalan yang ditempuh seorang hamba agar bisa lebih mendekat kepada sang pencipta alam semesta. Untuk mengimplementasikan ilmu tasawufnya, seseorang harus berusaha mengatasi berbagai rintangan yang akan menghambat laju pertemuannya dengan Tuhan, cara ini biasa disebut dengan "tazkiyatun nafs" atau "penyucian diri" yang berupa menahan diri dari hawa nafsu, syahwat, dan amarah. Membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, atau melakukan latihan-latihan jiwa seperti puasa, berkhalwat, dan tafakkur.

Jika dalam bertasawuf ia bersungguh-sungguh, maka akan memperoleh ketenangan hati yang diiringi dengan perasaan tentram karena telah dekat kepada Tuhan. Itu merupakan hasil dari tasawuf yang bersungguh-sungguh dengan keyakinan kuat akan Tuhan sebagai tujuan utamanya. Jadi seseorang yang ingin memperoleh ketenangan hati di dalam hidupnya, maka sebelum itu sejak awal bertasawuf, ia benar-benar membersihkan hatinya semata-mata ingin lebih dekat kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun