Mohon tunggu...
Widyani Putri
Widyani Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Hi, World!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sebuah Ironi dan Seruan dari Perbatasan Kebumen-Banjarnegara Tertangkap Kacamata Kampus Mengajar Angkatan 2

17 Mei 2022   21:02 Diperbarui: 17 Mei 2022   21:06 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Agustus-Desember 2021 lalu, saya dan rekan-rekan saya yang dipertemukan melalui salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yakni program Kampus Mengajar Angkatan 2 mendapatkan kesempatan berharga untuk berkegiatan di SDN 3 Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. 

Jauh dari hingar bingar perkotaan, sekolah dasar yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara itu terseok-seok menjalankan kegiatan belajar mengajar selama pandemi karena akses internet yang sangat terbatas, bahkan tidak ada. Hal ini dikarenakan letak geografis sekolah yang cukup tinggi menghambat pengadaan internet di wilayah ini. 

Terlebih, tidak banyak penduduk yang menetap di daerah ini sehingga kurang menggiurkan bagi pihak provider untuk susah payah mendirikan tower atau menara pemancar internet. 

Hari pertama kami mengunjungi sekolah tersebut untuk observasi awal, kami menempuh perjalanan sekitar 2 setengah jam untuk mencapai sekolah tersebut yang sebenarnya hanya sekitar 32 km dikarenakan jalan rusak dan gerimis yang menambah licin jalan yang kami lalui. 

Sekitar sepanjang lebih dari 1 km kami menemui jalan yang rusak parah, hanya batu-batuan yang ditutupi tanah merah sehingga semakin mempersulit perjalanan kami. Alhasil, karena kesulitan mengendarai motor di jalan tersebut, kami memilih berjalan kaki menyusuri jalan tersebut dan menyerahkan motor tersebut untuk dikendarai penduduk sekitar. 

Pulangnya lebih tragis lagi, karena ingin menghindari jalur berangkat kami memilih melewati jalan Banjarnegara yang kondisinya jauh lebih bagus daripada jalan sebelumnya sehingga kami harus menempuh 3 jam lebih untuk bisa sampai ke rumah. 

Sungguh ironi yang luar biasa. Disana, kami melihat langsung potret yang memprihatinkan dari pelosok kabupaten Kebumen. Jauh dari perkotaan, susah sinyal, akses jalan yang rusak parah, kegiatan belajar yang terhambat, dan lain sebagainya.

Hari itu, melalui kegiatan observasi awal yang harus kami lakukan, kami menemui beberapa hal, diantaranya.

1. Aspek Pembelajaran

Pembelajaran di SDN 3 Giritirto dilakukan secara daring dan luring mengingat adanya keterbatasan akses sinyal. Untuk pembelajaran daring, dilakukan melalui aplikasi WhatsApp dengan membuat grup rombel bersama para wali murid sebagai sarana pemberian dan pengumpulan tugas sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun