Mohon tunggu...
Firman Kurniawansyah
Firman Kurniawansyah Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di Surabaya

Pengajar di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran dari Konflik Rusia - Ukraina 2022

27 Februari 2022   15:42 Diperbarui: 27 Februari 2022   15:47 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi politik dunia jaman modern ini, kalau diamati, tidak banyak berbeda dari model – model di Jaman Medieval, Masa Interbellum, ataupun di Masa Perang Dingin. Kalau semua usaha sudah mentok, yang dilakukan kemudian adalah aksi kekerasan. Ini bisa kita saksikan sekarang, di Eropa Timur,  Rusia, lagi gemar-gemarnya ‘nggebuki’ tetangganya yang namanya Ukraina. Sebelum Rusia, negara - negara dengan otot persenjataan berlebihan sudah sering mempraktikkan hal serupa: memakai kekuatan militer, untuk kemudian dapat menekan serta mendiktekan kepentingan - kepentingan ke pihak inferior secara lebih leluasa.

Dari konflik di Ukraina, barangkali saja, terdapat beberapa hal penting sebagai pelajaran bagi bangsa kita.

Poin pertama buat kita di Indonesia adalah tidak perlu malu, apalagi timbul fobia untuk mengembangkan kekuatan dan teknologi militer, baik berupa ‘smart’ militer ataupun yang konvensional. Bilamana perlu bukan sekadar membeli secara konsumtif, tetapi kita dapat menguasai teknologinya juga. Apalagi kalau bisa swadaya, tentu sangat baik. Tujuannya jelas bukan untuk membangun militerisme, apalagi memunculkan junta militer. Bukan itu maksudnya. Tetapi yang utama untuk keperluan bela diri, dan untuk prestise bangsa. Lagipula kita toh paham, negara - negara  besar dunia dalam mengembangkan teknologi, kebanyakan, berujung pada pengembangan teknologi militer, atau yang masih terkait dengan pertahanan, juga ketahanan nasional di negara mereka masing - masing.

Berikutnya adalah penguatan kemiliteran menuntut pengembangan terpadu aspek lain secara umum dan integral. Untuk membangun militer yang kuat, tentu dibutuhkan pembangunan di bidang ekonomi, pangan, kesehatan, dan tak lupa pendidikan untuk sains dan teknologi, dalam usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Tanpa itu semua sulit akan didapatkan kemampuan militer kuat, sebagai bagian dari ketahanan nasional yang benar - benar tangguh dan berkelanjutan.

Selanjutnya, barangkali, saat kita mengembangkan suatu ilmu atau teknologi, seharusnya tidak gampang dibuka untuk konsumsi publik global. Kita mestinya mengerti, negara - negara di seluruh dunia saling mengintai, baik melalui aksi - aksi intelijen sebagaimana lazim, ataupun pula melalui pengamatan dari dunia maya, untuk saling tahu isi perut masing - masing. Mulai hanya sekadar main - main di dunia media sosial, sampai berupa dokumen - dokumen ilmiah yang serius tingkatannya, semua bisa menjadi bahan evaluasi pihak – pihak asing untuk menilai kebiasaan, kegemaran, kekuatan ataupun kelemahan bangsa kita. Oleh karenanya kita perlu menambah sikap hati - hati, meskipun tidak berarti  kemudian takut berlebihan, ataupun menarik diri sama sekali dari hal – hal demikian, karena malah menjadi kontraproduktif dan terkesan aneh.

Yang perlu untuk selalu diingat, Indonesia kita ini adalah negeri kaya sumber daya, sehingga masuk akal jika kemudian, menjadi target dari kaum oportunis, baik dari dalam ataupun luar. Dengan semangat dan kewaspadaan semacam itu, diharapkan, eksistensi bangsa dapat selalu terjaga, dan kita semua dapat selamat dari bermacam marabahaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun