- ISU KEDOKTERAN - SUPLEMEN VITAMIN DAPAT MENJAGA KESEHATAN
- Tubuh manusia membutuhkan asupan mikronutrien berupa vitamin dan mineral, yang sebagiannya tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Asupan tersebut diturunkan secara eksogen dan dapat diperoleh dari makanan. Karena tubuh manusia selalu melakukan proses katabolisme, ekskresi, dan sekresi, maka sangat dibutuhkan asupan berupa mikronutrien yang stabiL. Jika kekurangan, akan timbul bibit-bibit penyakit. Dan jika kelebihan, mikronutrien tersebut akan menjadi racun yang dapat menimbulkan kematian.1
- Meski dibutuhkan dalam jumlah yang tidak banyak, asupan mikronutrien tetap harus dikonsumsi dengan cara memakan makanan campuran dan sehat. Terlepas dari hal tersebut, banyak kalangan masyarakat percaya bahwa mengonsumsi suplemen mikronutrien, contohnya suplemen vitamin, akan dapat menjaga kesehatan, memperpanjang umur, serta menjauhkan diri dari penyakit. Namun, dalam sebuah buku berjudul "Anumerta The Pleasure of Finding Things Out", dijelaskan tentang beberapa ahli yang menyatakan pernyataan atau kebijakan di luar fakta perihal suplemen mikronutrien.1
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat konsumsi suplemen vitamin di kalangan masyarakat. Pertama, masyarakat awam memiliki keinginan untuk mengendalikan dirinya dan menyukai sesuatu secara instan. Contohnya seperti suplemen awet muda, suplemen vitamin, suplemen diet, dan lainnya yang dianggap akan memperoleh hasil sesuai ekspektasi mereka. Yang kedua, masyarakat cenderung menerima pernyataan atau hasil penelitian yang belum kredibel. Bahkan dalam sebuah buku "Anumerta The Pleasure of Finding Things Out" dengan sub-bagian ilmu pengetahuan non sains, telah dideskripsikan tentang beberapa ahli yang menyatakan kebijakan di luar fakta perihal asupan mikronutrien, yang membuat adanya publikasi yang menyimpang tentang asupan mikronutrien bagi tubuh.1
Dengan terjadinya pro-kontra perihal suplemen vitamin, berbagai penelitian pun dilakukan, salah satunya studi Epidemiologi untuk membongkar fakta di balik isu tersebut. Hingga masalah tersebut mulai teratasi setelah adanya artikel berjudul "Numbers Can Lie" dalam jilid "2008 The Best American Science and Nature Writing". Namun masih ada laporan yang menunjukkan asosiasi yang tidak sesuai dengan studi tersebut.1
Oleh karena itu, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan suplemen mikronutrien, dengan kesimpulan mengonsumsi suplemen mikronutrien berupa vitamin ataupun mineral sama sekali tidak berhubungan dengan pencegahan penyakit dan defisiensi nutrisi. Contohnya, uji coba secara acak tentang perkembangan aterosklerosis14 serta editorial yang menyimpulkan tidak berperannya suplemen vitamin dalam kasus tersebut.1
Para peneliti memperjelas kesimpulan "2006 National Institues of Health State of the Science Conference" bahwa bukti yang tersedia dari uji klinis acak dalam kombinasi beta karoten serta vitamin E dan A ataupun gabungan riboplavin dan niacin, menunjukkan tidak terdapat manfaat signifikan terkait pemberian suplemen atau nutrisi tersebut dalam upaya pencegahan penyakit kanker, kardiovaskuler, degenerasi macula terkait usia, katarak, serta pencegahan penurunan kognitif.1
Suplemen vitamin untuk diet pun juga memiliki risiko yang tersembunyi dengan belum diketahuinya hubungan patogen antara onkogen spesifik dengan suplemen. Kemudian ditemukan bahwa suplemen diet dari CHSA dan glikosaminoglikan secara selektif akan memberbesar potensi tumbuhnya tumor dari BRAF V600E, yang mengekspreksikan sel melanoma manusia, memberi resistansi kepada penghambat tumor tersebut. Namun, penghambatan ini tergantung CHSA dan dapat dibuang ke sel kanker, serta secara langsung membuat jalur Pl3K-AKT menjadi aktif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suplemen makanan dapat beresiko pro-tumor onkogen.2
Seiring pertambahan usia, manusia tidak akan memiliki kesehatan yang lebih baik daripada sebelumnya. Sehingga tingkat kesehatan manusia akan cenderung menurun seiring bertambahnya waktu. Namun, kesehatan kognitif tubuh dapat dipertahankan dengan cara menerapkan pola hidup sehat.3
Â
Â
Â