Mohon tunggu...
A Ladi
A Ladi Mohon Tunggu... -

mind,body and spirit. Mens sana in corpore sano.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Natal: Antara Tradisi dan Agama

25 Desember 2014   10:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:29 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama Kristen adalah mayoritas di New Zealand... So Christmas atau Natal adalah sesuatu yang sacral, dirayakan oleh nenek moyang mereka di Eropa.  Agama agama yang muncul belakangan Seperti Islam, Hindu,Buddha atau Kong Hu Chu tetap dihormati tapi memang tak menjadi hari libur National. New Zealand adalah negara secular, bukan negara agama atau negara Pancasila seperti Indonesia yang mempunyai hari libur tiap tiap agama.

Adapun merayakan Natal sudah merupakan tradisi yang dibawa nenek moyang mereka dari tanah Eropa.  Dahulu kala Natal itu pastilah sangat kental hubungannya dengan perayaan kelahiran Yesus Kristus..Memberikan kado berkaitan dengan simbol memberi hadiah ulang tahun untuk Yesus.  Dahulu kala Kebaktian dan Misa di Gereja adalah yang terpenting.

Bagaimana sekarang? Tampaknya Natal lebih kental nuansa komersial dan tradisi kekeluargaan. Seperti lebaran Di Indonesia, tradisi Mudik juga kental sekali... Pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga. Seorang ibu yang religious berkata kepada saya: " dimana Yesus? Kenapa yang muncul Sinterklas dimana mana..."

Gereja  hanya dipenuhi orang tua yang masih berpegang teguh dengan iman kekristenan dan imigran dari Phillipines. Disini banyak juga orang tua yang mengaku atheist atau hanya non practising Christian. Walaupun terjadi penurunan kepercayaan kepada Tuhan,,, New Zealand adalah salah satu negara yang penduduknya sangat royal memberi sumbangan. Entahlah,,, setiap bulan selalu saja ada hari khusus sumbangan untuk kanker ini itu. Iklan sumbangan ke Afrika atau negara2 dunia ke tiga bertebaran di televisi.

Mungkin masih beratus tahun mereka akan merayakan natal tapi Memang makna Natal sudah bukan lagi merayakan kelahiran Kristus.. Tapi merayakan kebersamaan semua umat manusia tanpa memandang suku dan agama. Seperti teman saya seorang Muslim Fiji,, dengan bangganya memamerkan kado seperangkat alat masak dari sang suami.

selamat Natal...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun