Mohon tunggu...
FikAsrie KumalaIzza
FikAsrie KumalaIzza Mohon Tunggu... -

pemuda tanpa henti menyuarakan aspirasi kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Digitalisasi bagi Santri

10 Januari 2015   02:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fika Rofiuddin Izza

fikaizza@rocketmail.com

“Siapa yang menguasai informasi dialah penguasa masa depan”. Mungkin pendapat itu sesuai dengan kenyataan sekarang ini dimana arus globalisasi tidak terbendung, sampai digitalisasi konten belajar bagi santri yang notabene pada dunia kepesantrenan, dengan anggapan kita, pesantren yaitu tempat yang tidak tersentuh dengan arus globlisasi. Era sekarang tidak ada tempat yang tidak terkena arus globalisasi. Pesantren pun sama, harus bisa mengikuti perkembangan zaman karena demi kemajuan dan keberguaannya santri (dalam bermasyarakat).

Sekarang masyarakat dunia tidak membutuhkan yang hanya memiliki satu keahlian dan tidak tahu informasi serta penggunaan perangkat-perangkat komputerisasi. Sehingga santri perlu diperkenalkan dengan perangkat-perangkat tersebut, yaitu melalui konten belajarnya. Berbicara mengenai konten belajar bagi santri yang terbiasa dengan ngapsahi (menulis keterangan pada kitab) secara manual dan mendengarkan ngaji sorogan (mendengarkan pengajian), sekarang bisa menggunakan perangkat yang paraktis dan lebih efektif serta efisien penggunaannya, yaitu dengan mendigitalisasikan semua kebutuhan santri (pembelajarannya) dalam satu perangkat.

Digitalisasi(digitizing) sendiri merupakan sebuahterminologiuntuk menjelaskan proses alihmediadari bentuk tercetak, audio, maupunvideomenjadi bentukdigital. Tujuan utama digitalisasi adalah mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dalam kehidupan manusia. Salah satu produk digitalisasi dalam bidang pendidikan adalah e-learning. E-learning merupakan cara baru proses belajar mengajar dengan menggunakan segala bentuk perangkat elektronik. Makna Sesungguhnya e-learning adalah segala proses pemindahan keahlian dan pengetahuan dengan segala media digital maupun jaringan baik itu intranet maupun internet. Jadi, kita bisa mengatakan bahwa e-book, video dan audio yang digitalkan dalam bentuk kepingan CD sudah menerapkan cara pembelajaran e-learning.

Dengan cara tersebut santri akan lebih mudah dan lebih paham dengan materi yang diajarkan. Karena mereka tidak hanya mengulang dengan membaca saja lewat kitab-kitab yang dipunya, namun bisa mengulang dengan melihat, mendengar dan mengkomunikasikan secara langsung melalui perangkat tersebut. Molenda dalam Kovalchick dan Dawson (2003:16) mengatakan, mengokohkan penyerapan informasi dan pengetahuan melalui media audio, visual, dan audio visual memberi semacam dramatized experience. Hingga kemudian hal itu memudahkan orang mengingat informasi yang didapat. Bagi anak-anak, proses belajar berbasis teknologi misalnya komputer memberi nilai lebih. Bright (1983:23) mencatat, pembelajaran anak berbasis teknologi membuat peserta didik lebih cepat mengerti, menguasai, dan mengingat materi.

Sehingga pesantren yang selama ini kita ketahui terkenal dengan tradisionalnya, sekarang harus menerima proses digitalisasi dalam pembelajaran para santri. Tentunya jika pesantren memberlakukan digitalisasi tersebut, perlu mengadakan pengawasan dan pendampingan secara lebih, agar para santri pun menggunakan dengan bijak.

Ketika para santri sudah bersentuhan langsung dengan alat-alat dan perangkat tersebut yang menggunakan akses dunia maya maupun kecanggihan software, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan komunikasi, tentu akan lebih efektif dan santri pun dapat memperoleh tambahan informasi dari berbagai hal yang telah terdapat dalam komputerisasi tersebut. Maka, dengan kemudahan tersebut santri harus mampu menjaga tradisi luhur masyarakat ilmiah pesantren dengan menggunakan alat-alat tersebut termasuk akses internet yang tanpa batas dengan berbagai hal yang positif.

Digitalisasi konten belajar bagi santri tidak menjadi masalah dalam dunia pesantren. Karena pesantren bukan hanya sebagai tempat mengembangkan tradisi ilmiah lama, tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan santri untuk terus berkarya dan maju, sehingga pesantren mampu menjadi laboratorium yang komprehensif, bukan hanya sebagai laboratorium yang bermasyarakat, tak hanya menempa ahlak namun harus mampu menjadi laboratorium pengasah wawasan lebih tajam.

Dilihat dari sisi kepentingan global, dengan membiasakan santri meyentuh alat dan perangkat digital, diharapkan lulusan pondok tidak menjadi manusia yang gaptek (gagap teknologi) namun memberikan kesan baru dan bukti kepada global bahwa dunia pesantren pun mampu bersaing dalam kemampuan penggunan dan pemanfaatan alat serta perangkat digital.

Dilakukannya digitalisasi pada pesantren teruntuknya para santri akan lebih mudah dalam belajar ilmu agama Islam karena akses dan perangkatnya mudah, serta akan lebih efektif dan efesien dalam proses belajar. Para santri akan mampu mendapatkan informasi yang lebih banyak , tak hanya informasi statis yang berasal dari kitab namun juga informasi yang dinamis dari berbagai penjuru dunia. Dengan digitalisasi semoga menjadi keberkahan dan menjalankan moto “almuhafadzatu ‘ala qodimi as-shalih wa al-akhdzu min jadiidi al shalah” yaitu dengan tetap menjaga tradisi lama yang baik dan mengembangkan tradisi yang baru dan lebih baik. (Aamiin)

Referensi :

Bright, GW. 1983. Explaining The Effeciency of Computer Assisted Instruction. AEDS Journal.

Dawam Raharjo. 1965. Pondok Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES.,22.

Kovalchick K and Dawson K. 2003. Educational Technology. An Encyclopedia.Santa Barbara : ABC-Clio, CA.

M.Arfan Mu’ammar, Abdul Wahid Hasan dkk. 2012. Studi Islam Perspektif Insider/Outsider. Jogjakarta: IRCiSoD,  cet. I.

Syamilah Zamakhsyari Dhofier. 1982. Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta : LP3ES, cet I,

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun