Di abad ke 16, ekspansi Islam lebih besar lagi. Islam sudah sangat berjaya di Turki. Turki sebagai negara yang memiliki daratan yang unik, yakni sebagai tempat penyeberangan utama antara Asia dan Eropa, dan disaat itu juga terdapat kesultanan Ottoman yang berjaya di Turki, membuat Islam lebih meluas di daratan Eropa. Penyebaran tersebut tidak hanya dalam hal pengetahuan dan agama, namun juga sampai ke militer dan pemerintahan.
Inggris pun dalam hal ini lebih menyukai kerjasama dengan umat muslim terkait kekuatan militer. Saat itu Sultan Murad sebagai Penguasa Turki Utsmani, dengan senang hati membantu Ratu Elizabeth untuk membantu Inggris melawan Spanyol. Akhirnya menurut sejarah, terdapat orang Inggris yang pertama kali memeluk Islam bernama John Nelson, seorang tentara Inggris pengawal ratu Elizabeth.Â
Pada abad ke 16, mulai dibuka jurusan Bahasa Arab di Oxford University. Bahasa Arab mulai diperkenalkan di Inggris, sekaligus sebagai sarana Islam berkembang di Inggris. Disini lahir Ilmuwan yang kita semua tahu, yaitu Isaac Newton, yang tercatat sebagai orang yang sangat mengagumi sarjana-sarjana terpandang dari daratan Arab ketika Islam memasuki masa "The golden age".
Pada abad ke 16 juga untuk pertama kalinya, Al-Qur'an diterjemahkan dalam Bahasa Inggris oleh Alexander Ross, salah satu Sastrawan Inggris yang terkenal. Ini merupakan suatu peristiwa penting dalam perjalanan Islam di tanah Inggris.
Pada abad ke 18, banyak umat muslim yang mulai bermukim di Inggris akibat ekspansi kolonial Inggris di India dan Asia Tengah. Imigran Muslim yang pertama datang ke Inggris adalah orang Yaman dari Eden. Mereka kemudian menghimpun diri di Cardiff. Kota Cardiff ini menjadi kota awal perkembangan Islam, dikarenakan letaknya di Selatan Inggris dan dekat dengan laut, memudahkan umat muslim yang bermigrasi untuk tinggal disana.
Kemudian pada tahun 1860, sebuah masjid untuk pertama kalinya dibangun di Inggris. Ditahun yang sama, lahir sebuah komunitas muslim pertama di Inggris yang bertempat di Liverpool, dipimpin oleh seorang mualaf yaitu Syaikh Abdullah Quiliam. Komunitas ini berkembang sampai akhirnya punya Institut sendiri yaitu Institut Muslim Liverpool.
Oleh karena wilayah jajahan Inggris semakin meluas, semakin banyak pula pelaut yang berdatangan ke Inggris. Pada awalnya, pelaut tersebut berasal dari India. Tidak hanya pelaut, terdapat juga tentara dan mahasiswa. Mereka lalu menyebar di kota-kota seperti Cardiff, Swansea, Plymouth, Liverpool, dan London. Perniagaan antar umat muslim akhirnya terjadi di Inggris.
Pada tahun 1900an, mulailah terjadi perkembangan lembaga-lembaga Islam. Seperti WABIL dan bahkan di tahun tersebut juga terbentuk partai Islam di Inggris, yaitu Islamic Party of Britain. Partai ini dibentuk untuk melakukan penelitian, menyokong jawaban-jawaban Islami mengenai isu-isu kontemporer, dan berkontribusi pada kebijakan ekonomi, lingkungan hidup, kesehatan, sosial, dan aspek lainnya. Pada tahun 1900an juga, Al-Qur'an diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam skala besar oleh tokoh-tokoh seperti Yusuf Ali, Marmaduke Pickthall, dan Daryabadi, yang terjemahannya masih dipakai sampai sekarang. Tiga tokoh ini menjadi contoh yang utama dalam penerjemahannya.
Sejak Perang Dunia Kedua, umat Islam bermigrasi ke Inggris dalam jumlah yang relatif jauh lebih besar, dengan mayoritas berasal dari Asia Selatan (terutama Pakistan dan Bangladesh). Membengkaknya angka migrasi ini disebabkan adanya peluang ketersediaan lapangan pekerjaan di Inggris, terutama industri baja dan tekstil yang berkembang pesat di Yokshire dan Lanchasire.
Pada 1951, penduduk Muslim di Inggris diperkirakan baru mencapai 23 ribu jiwa. Sepuluh tahun kemudian, populasi penduduk Muslim di Inggris menjadi 82 ribu, dan pada tahun 1971 sudah mencapai 369 ribu jiwa.
Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an, masyarakat Muslim merasa kesulitan dalam mengonsumsi makanan halal karena saat itu restoran Muslim masih sangat sedikit. Oleh karena itu pada tahun 1970, Supermarket Al-Halal dibangun oleh Sher Azam (pengusaha Muslim di Bradford).