Para penganut agama dan para pembaca sekalian, marilah kita bersama-sama berpikir dan merenung bagaimana pentingnya arti hidup damai dalam dunia ini.
Orang yang cinta damai, di mana saja akan disambut lainnya. Dari dirinya dulu cinta damai, barulah bisa menjadikan orang lain juga cinta damai. Dari dirinya dulu rendah hati, barulah bisa hidup berdampingan dengan orang lain. Kita harus bisa tenang terlebih dahulu, baru bisa meminta orang lain tenang. Orang yang cinta damai, lebih bermanfaat daripada orang-orang yang berpendidikan tinggi tetapi tidak cinta damai.
Orang yang dalam melakukan segala sesuatunya selalu mengikuti nafsunya, urusan yang baik akan menjadi jelek, karena yang diingat itu hanyalah kesalahan orang lain saja.
Orang yang cinta damai dapat memandu kebaikan dari segala permasalahan. Orang yang cinta damai tidak akan banyak curiga terhadap orang lain.
Hanyalah orang yang tidak damai batinnya yang selalu mencurigai orang lain, sehingga dirinya tidak akan tenang, juga tidak inginkan orang lain dapatkan ketenangan.
Dan tujuan agama sama semua ingin cintadamai, tetapi hanya karna mereka tidak mengetahui tujuan agama nya sendiri yang melakuakan hal tidak wajar, andaikan mereka mengetahui pasti mereka tidak akan melakuakan hal yang tidak baik demikian.
dan karna itulah salah satu kehidupan yang harus kita semua lalui, hidup hanya sekedar sandiwara belaka tinggl kita yang menentukan mau baik atau yang buruk.
Janganlah suka menyerang orang lain yang tidak seakidah;Â juga suka menyombongkan agama kalian dengan merendahkan dan menghina agama lain,,"Sesat? Sesat menurut siapa? Apa kriteria kesesatan itu?
Manusia sama sekali tidak boleh sesat menyesatkan sesamanya. Itu hak prerogatif Allah,..,
kalau menentukan seseorang itu sesat atau tidak itu hak prerogatif Allah, maka hanya Allah-lah yang berhak untuk menghukumi orang-orang yang sesat itu. Karena kalau manusia yang melakukannya, maka apa haknya? Dari siapa wewenang itu berasal? Maka dari itu, Rasulullah dulu tidak pernah memaksa orang untuk memeluk agama Islam karena Allah sendirilah nanti yang akan menghukuminya kalau tidak ikut nabi"
Pepatah mengatkan "'ambilah ilmu itu walaupun itu keluar dari mulut seorang munafik"
Bisa dibayangkan kalau mereka selain melabeli orang lain sesat juga menghukumi orang itu karena mereka telah 'sesat'. Saya yakin tidak ada lagi manusia yang hidup tenteram dan bahagia di dunia ini. Karena setiap orang akan memandang curiga orang lain. Karena setiap orang akan memusuhi orang lain. Karena setiap orang akan memandang orang lain sebagai sesat dan tidak layak untuk menempati surga. Kalau itu terjadi, maka itu akhir dari kemanusiaan itu sendiri. Manusia baru disebut manusia ketika mereka berbeda satu sama lainnya. Mengapa? Karena manusia memang dilahirkan berbeda. Siapa yang telah membuat mereka berbeda? Jawabnya ialah Allah sendiri. "Lalu karena kita dilahirkan berbeda, maka kita harus menghormati perbedaan itu. Kalau kita ini manusia, maka kita harus merasa terpanggil dengan ayat tadi karena ayat tadi memanggil manusia dan bukan selainnya. Kita diciptakan berbeda dan harus saling kenal mengenal. Siapa saja yang tidak melakukan itu berarti dia itu bukan manusia. Bisa saja monyet atau kambing; yang jelas bukan manusia karena ayat itu dengan jelas memanggil manusia bukan selainnya.
Pikirkanlah. Apakah kita sudah menjadi seorang yang cinta damai?
Marilah kita renungkan masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H