Mohon tunggu...
فظوسف
فظوسف Mohon Tunggu... wargabuana (cosmopolitan)

∀x (x ∈ ∅ ⇔ x ≠ x)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membaca Epistemologi Barat (Kant-Frege) melalui Dalil Burhan dalam Ilmu Mantiq

30 November 2024   09:08 Diperbarui: 31 Desember 2024   06:32 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Justified True Believe (Sumber: https://www.learnreligions.com/what-is-epistemology-250526)

Meskipun demikian epistemologi Barat sangat menekankan perbedaan antara konsepsi (tashawwur) dengan imajinasi (takhayyul). Dalam epistemologi Barat (Kant-Frege), tashawwur (konsepsi) yang disebut erkenntnis (kognisi) atau begriff (konsepsi) merupakan “Pikiran” (Gedanken) itu sendiri sebagai proses kognitif melalui konsep (das Erkenntnis durch Begriffe), sementara “Putusan” (Urteilen) sebagai konfirmasi (tashdîq) itu sendiri merupakan pengetahuan tak langsung terhadap suatu objek (die mittelbare Erkenntniss eines Gegenstandes) atau representasi dari representasi atas objek (die Vorstellung einer Vorstellung desselben). Jika pikiran adalah representasi atas objek berupa gejala mental, maka putusan adalah representasi dari representasi atas objek sebagai ranah formal yang memastikan hubungan antara representasi mental dengan referensi materialnya. Karena itu selama tidak adanya konfirmasi (tashdîq/urteilen), maka yang terjadi pada tindak pikir (berpikir) bukanlah konsepsi (tashawwur/gedanken), melainkan imajinasi (takhayyul/einbildung) yang dapat mengecoh ego (ich) dari realitas. Maka dari itu pengertian ilmu Mantiq mengenai konsepsi (tashawwur) sebagai gambaran (shûrah) yang terbebas dari segala macam penilaian (benar-salah), termasuk dalam kemampuan imajinasi (Einbildungskraft: to image/takhayyul) bagi epistemologi Barat, karena yang tidak dapat ditentukan nilainya dengan ketidakjelasan (vagueness) objeknya itulah yang imajinatif (khayâlî). Jadi pembedaan epistemologi Barat (Kant-Frege) antara konsepsi (tashawwur) dengan imajinasi (takhayyul) sangat krusial dalam menegaskan garis demarkasi antara logos dan mitos.

Referensi

¹ Muhammad Reza Muzaffar. Al-Manthiq. Beirut: Dâr al-Ta‘âruf lî-al-Mathbû‘ât, 1985.

² Mahmud Muntazeri Muqaddam. Pelajaran Mantiq: Perkenalan Dasar-Dasar Logika Muslim. Yogyakarta: Rausyanfikr Institute, 2014.

³ Muhammad Nuruddin. Ilmu Maqulat dan Esai-Esai Pilihan Seputar Logika, Kalam & Filsafat. Depok: Gemala, 2021.

https://darsgoftar.net/book/view/4/4/11/326, yang diakses pada 26/11/2024.

⁵ Immanuel Kant. Kritik der reinen Vernunft. Leipzig: Der Philosophischen Bibliothek Band 37. Verlag von Felix Meiner, 1919.

  • Immanuel Kant. Critique of Pure Reason. Cambridge: Cambridge University Press. Translated and Edited by Paul Guyer & Allen W. Wood, I998.

⁶ Pieranna Garavaso and Nicla Vassallo. Frege on Thinking and Its Epistemic Significance. London: Lexington Books, 2015.

https://www.elshami.com/Terms/C/classification.html, yang diakses pada 26/11/2024.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun