Film ini mengisahkan tentang perjalanan Rasulullah saw mulai dari sebelum beliau mendapatkan wahyu, serta perjalanan dakwah Rasulullah saw mulai dari dakwah yang secara sembunyi-sembunyi sampai yang secara terbuka. Sebelum Rasulullah saw menerima wahyu yang pertama, kota Mekah merupakan sebuah kota dimana penduduknya menyembah berhala/ patung-patung.
Awalnya setelah Rasulullah mendapat wahyu yang pertama beliau merasa cemas kalau wahyu itu terputus. Akhirnya beliau pergi ke gua Hira, disana tiba-tiba terdengar suara dari langit lalu datanglah malaikat Jibril as. Dalam keadaan takut itu Rasulullah kemudian pulang dan meminta Khadijah menyelimutinya, dalam keadaan itu lalu turunlah wahyu yang kedua, dimana wahyu yang kedua berisi tentang seruan untuk menyembah Allah swt. Semenjak itu lalu beliau mulai menyampaikan ajaran aqidah dan tauhid yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan sahabat-sahabat terdekat.
Beliau menyampaikan kedua pendidikan tersebut dengan penuh kesabaran dan dengan keyakinan yang kuat, agar keluarga dan sahabat-sahabat yang mendengarnya menghayati apa yang beliau sampaikan. Hingga akhirnya satu persatu dari mereka mulai bersyahadat dan meninggalkan berhala. Dan bahkan keyakinan mereka terhadap apa yang disampaikan Rasulullah sangat merasuk kehati. Terbukti dengan sikap Bilal yang tetap mempertahankan keyakinannya sekalipun ia harus ditimpa batu besar di atas tubuhnya.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi itu beliau lakukan selama 3 tahun, sampai akhirnya beliau menerima wahyu yang ketiga yang isinya yaitu bahwa Allah menyuruh Rasulullah untuk mulai menyerukan Islam secara terang-terangan. Dakwah secara terang-terangan itu beliau lakukan awalnya pada para kerabatnya, lalu menyeluruh kepada seluruh penduduk di kota Mekah. Hal tersebut membuat Rasulullah saw menjadi perbincangan di kota Mekah. Kaum Quraisy pada umumnya menolak ajakan Rasulullah saw dan membenci beliau bahkan ada yang memusuhi Rasulullah saw. Salah satu dari keluarga beliau yang membenci yaitu Abu Lahab. Rasulullah dihina dan dicela oleh kaum Quraisy Mekah.
Karena hal tersebut maka pamannya (Abu Thalib) membujuk Rasulullah agar berhenti berdakwah. Namun Rasulullah saw menolak hal tersebut dengan ramah dan berkata dengan lembut kepada pamannya, "Wahai pamanku, seandainya matahari diletakkan di atas tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan menghentikannya".
Selain hinaan dan celaan, pribadi Rasulullah saw telah berkali-kali disakiti oleh kaum kafir Quraisy Mekah pada waktu itu. Namun hal itu tidak menjadi halangan bagi beliau untuk melanjutkan dakwah Islamnya. Bahkan sebaliknya, beliau semakin sabar, giat dan bersemangat dalam berdakwah hingga akhirnya Islam semakin meluas.
Begitulah cara Rasulullah saw dalam mengajarkan Islam, penuh kasih sayang, kesabaran, dan tidak mudah berputus asa. Sehingga sesuatu yang beliau ajarkan dapat diterima masyarakat sekitar dan bahkan masuk ke dalam jiwa mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI