Desa Grajagan diramaikan oleh acara "Bersih Desa" hari pertama. Desa yang menyebut diri sebagai "Desa Toleransi" mengadakan kegiatan "Bersih Desa" selama 6 hari berturut-turut, hingga akan mencapai puncaknya pada 30 Juli mendatang. Â Kegiatan ini merupakan kegiatan doa dan ibadah kepada Yang Maha Kuasa. Doa dan Ibadah tersebut berisi permohonan untuk melindungi penduduk dan mem(bersih)kan desa dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari.
Rabu Malam, 25 Juli 2024, BalaiAda yang berbeda dari kegiatan bersih desa di Desa Grajagan dibandingkan dengan kegiatan bersih desa di tempat lain. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 25 hingga 30 Juli 2024 ini, diisi dengan acara keagamaan dari 5 agama berbeda yang dilakukan secara bergantian selama 5 hari berturut-turut. Lalu akan mencapai puncaknya pada hari keenam yang akan diisi dengan acara pagelaran wayang.Â
Kegiatan Bersih Desa hari pertama diisi oleh peribadatan penduduk beragama Kristen Katolik. Penduduk mengundang pastor dan suster khusus dari Yogyakarta untuk memimpin ibadah pada Rabu malam itu.
Kegiatan berlangsung hikmat berkat gotong-royong dan toleransi warga setempat yang tidak perlu diragukan lagi. Malam itu, ketika umat kristen katolik sedang melakukan ibadahnya, penduduk agama lain menyiapkan hal-hal lain yang diperlukan.
"Di sini memang begini mbak. Penduduknya lengkap 5 agama. Ada Islam, Katolik, Kristen, Hindu, sama Budha. Miniatur Indonesia. Semuanya rukun. Contohnya hari ini, kan waktunya umat katolik. Nanti agama-agama lain yang nyiapin kebutuhan-kebutuhan lainnya buat acara. Besok agama apa, berarti agama yang ga lagi ibadah yang nyiapin kebutuhan acara", jelas bu Novi selaku Ibu Lurah.Â
Hari pertama diisi dengan kegiatan keagamaan umat Kristen Katolik. Hari kedua dilanjutkan dengan agama Kristen Protestan. Hari ketiga, keempat dan kelima berturut-turut diisi dengan kegiatan keagamaan umat Budha, Hindu, dan Islam. Lalu ditutup dengan pagelaran wayang semalam suntuk di hari ke keenam yang merupakan puncak acara.Â
Desa Grajagan memang layak untuk mendeklarasikan diri sebagai desa Damai dan tinggi toleransi. Tidak dapat dielakkan, hidup rukun dengan penduduk beragam agama patut untuk diapresiasi. Hal ini juga menjadi keunikan sendiri bagi Desa Grajagan yang menyebut diri sebagai Desa Miniatur Indonesia.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI