Jangan katakan "masih" untuk CR7, tapi apa yang belum dia taklukkan lagi ? Mungkin lebih pas lagi hidupnya memang untuk terus mengejar prestasi. Ibarat kelapa makin tua makin bersantan. Bagi MU kini, dia adalah guru sekaligus contoh hidup.
Tahukah kamu ? Solkjaer itu sangat selektif memilih pemain apalagi starter. Banyak pemain bintang tidak terburu-buru dia mainkan setelah dibeli. Tapi Ronaldo, begitu dibeli langsung main jadi starter pula. Bukan hanya itu harga mahalnya, panggilan sang "ayah" Ferguson dibayar kontan dengan brace ke gawang Newcastle. Bahkan Solkjaer dengan santai mengatakan, Ronaldo itu butuh 90 menit bermain dengan segera, dan tidak akan ditarik kecuali dia sendiri yang meminta.
Ronaldo itu bukan orang lain bagi MU, dia memang DNA-nya sudah MU.
Bandingkan dengan yuniornya Bruno Fernandes, yang memulai debut perdananya awal Januari 2020. Jelas Fernandes membawa bentuk permainan Setan Merah lebih terarah, sang playmaker ini memadukan banyak potensi yang amburadul jadi PR jaman kepelatihan Mourinho. Walaupun dia pun sering kesal jika rekan-rekan setimnya "bandel" tengoklah potensi Pogba, Rashford, Lingard, Fred, Maguire, kalau salah satu ngambeg MU dapat masalah. Dari Lingard macet, Pogba cedera plus minta dijual, hingga Maguire bengong sesaat. Ya Bruno memang pemain yang menginspirasi, tapi dia kharismanya belum cukup.
Begitu Ronaldo datang, dia seperti komandan perang.
Sebagai striker haus goal, bola muntah dari tendangan Greenwood segera disambut sontekan yang memecah kebuntuan di akhir babak pertama (45+2'). Melejit tak terlihat jeli melihat peluang. Apakah ini kebetulan ? tidak. Perhatikan CR7 selalu mengejar bola bahkan ketika baru saja dipegang kiper lawan. Instingnya sangat kuat.
Goal kedua juga demikian, dia menunjukkan kecepatannya menusuk adalah kunci. Kalau goal pertama menusuk dari bola muntahan, goal keduanya menusuk dengan tak menyia-nyiakan operan Luke Shaw. Operan ini bagi pemain biasa mungkin tak mungkin di kejar, dan dengan mudah dibiarkan melebar keluar lapangan tapi bagi Ronaldo, kecepatan mendahului pemain belakang adalah kunci, sekaligus menembak tepat dari sudut sempit (62'). Kiper manapun pasti bergidik.
Dua goal tersebut sudah cukup membuat drop mental the Magpies. Memang sempat membalas satu goal. Tapi dengan Ronaldo yang sudah menggila di awal. Semua pemain MU, menjadi terpacu untuk menunjukkan potensinya.
Dua goal selanjutnya tak lepas dari umpan matang Pogba. Posisinya yang liar ke tengah depan menjadikannya jenius mencarikan bola untuk Fernades yang bisa menembak bebas dari ruang kosong di depan gawang (80'), dan  Lingard (92') sebagai penutup kemenangan.
MU jelas menatap harapan yang cerah, karena Ronaldo dimana pun dia bermain selalu membawa membawa energi bermain dalam team. Jelas dia adalah striker yang haus goal, tapi lebih besar dari itu dia membawa pemain-pemain lain untuk menemukan gayanya sendiri mencetak goal. Madrid dan Juventus yang tak menyesal membayarnya mahal.
Di masa mudanya mungkin Ronaldo adalah pencetak goal, dari racikan matang para seniornya, namun sekarang dialah yang paling senior. Mungkin terbalik, para yuniornya berlomba menyediakan umpan terbaik sebagai kehormatan untuk goal-goal CR7. Kalau sudah begini, Ferguson bisa tersenyum menikmati legacynya.
76000 kursi Old Trafford akan bergolak dengan atraksi goal demi goal sang maestro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H