Belajar dari kesalahan dan dari yang merespon kesalahan itu. Ahmad Zaky tentu bukan tokoh sembarangan, menjadi CEO unicorn company tentu bukan sekedar sulap sulap membalik telapak tangan. Namun begitu hebatnya seorang Ahmad Zaky juga bisa berbuat kesalahan.
Begitu semangatnya entah karena membesarkan bukalapak, entah karena ingin dana R&D nasional naik, entah karena ingin mempunyai pucuk pimpinan tertinggi republik ini ganti, atau bahkan sekedar engga update data saja. Dia terpeleset soal cuitan di twitter.
- Andaikan hanya mengkritik saja, disini yang sering menghujat saja sudah biasa
- Andaikan hanya menyebut data yang tak update saja, disini data hoax tersebar sudah sehari-hari
- Andaikan hanya mendukung capres non petahana saja itu juga sangat biasa, ya karena cuma masalah pilihan.
Yang menjadi tak biasa, ketika bukalapak pernah mendapat support penuh seorang Jokowi dengan kapasitasnya sebagai presiden, kemudian menyebutkan ketidakpuasan. Fatalnya, datanya salah dan solusinya presiden baru.
Itu seperti, mau menusuk dari belakang tapi pakai pengumuman di baliho. Maka respon netizen pun tidak rasional juga. Tagar #uninstallbukalapak menjadi semacam gergaji liar yang merontokkan rating bukalapak. Dalam beberapa hari rating 4 untuk start-up unicorn ini rontok tinggal kenangan. Dan membalikkannya lagi mustahil tanpa sesuatu yang luar biasa juga terjadi.
Pelajaran besar sebuah profesionalisme. Politik yang dicampur bisnis secara prematur itu seperti meniti jembatan rapuh ditengah jurang lebar yang menganga. Harusnya bagaimana ? Ya jadi politikus dulu baru bicara politik. Diluar itu ya bicara saja sesuai keahlian. Itulah kerendahan hati yang mahal.
Yang menarik, ditengah gegap gempitanya #uninstallbukalapak  mas Gibran putra pak presiden malah keras sekali membela bukalapak ya logislah yang sembrono CEO nya kok nasib pebisnis dan pengguna bukalapak jadi kena imbas negatif.
Selanjutnya, Pak Presiden Jokowi sendiri yang memanggil Ahmad Zaky sendiri untuk beraudensi. Belum cukup, bahkan Jokowi sendiri yang menyerukan STOP tagar #uninstallbukalapak ya karena memang akan kontraproduktif bagi pengembangan UMKM itu sendiri.
Uniknya, kubu lawan capres petahana malah menumpangi popularitas tagar itu dengan meramaikan tagar #uninstalljokowi masalahnya siapa yang membela kelangsungan bukalapak bahkan karis ahmad zaky sendiri ?
Siapa yang sibuk mengurus popularitasnya sendiri dan siapa yang masih ikhlas mengulurkan pertolongan walaupun sudah dirusak lebih dahulu.
Dan terlebih lagi. Siapa yang tak tergoyahkan popularitasnya sehingga masih mau menolong yang sedang terpuruk habis, dan siapa yang yang saking tak percaya dirinya malah hanya menumpang saja popularitasnya dan yang terpuruk tetap ditinggal ?
Itu kode keras bagi yang berpikir.