Apa yang menarik dari timnas Sepak Bola Indonesia akhir-akhir ini ?
Jawaban penulis adalah timnas bukan hanya sebelas orang yang bertanding, tapi raksasa sepakbola Indonesia yang sedang bangun tidur.
Jika bicara timnas Indonesia, pernahkan anda tahun-tahun kemarin heboh mendukung timnas dalam satu paket lengkap di pertandingan bergengsi level internasional ? jawabannya baru sekarang.
- Di Agustus 2018, timnas U16 mengalahkan Thailand sehingga mereguk juara piala AFF U16 2018
- Di Juli 2018, timnas U19 mengalahkan Thailand sehingga merebut juara  AFF U19 2018
- Di Oktober 2018, timnas U19 berhasil menembus fase gugur (perempat final) setelah 40 tahun penantian panjang
- DI Agustus 2018, timnas U23 memang belum sempat menembus semifinal tapi cara bermainnya mendunia karena sentuhan Luis Milla membuat permainan timnas Indonesia sangat ditakuti setiap lawan-lawannya
- Dan sekarang di gelaran Piala AFF 2018 yang berisi semua tim senior sangat dinanti aksi-aksinya
Di setiap level punya kesebelasannya dan di setiap level umur punya bintang-bintangnya sendiri. Dari Bagas Kahfi, Todd Ferre, Witan Sulaeman, Evan Dimas, sampai Stephano Lilipaly hingga si gaek Beto semuanya adalah bomber paling menakutkan lawan. Perlahan melalui pembinaan usia dini dan jenjang kompetisi yang bergulir TANPA peran APBN, cara bermain timnas berubah.
Jika anda pernah bosan permainan timnas Indonesia membosankan, karena ngoper bola ga jelas, dan lari kencang sudah didepan gawang lalu jatuh sendiri dikedipin kiper lawan, masa itu sudah berlalu. Operan terobosan ke depan dari lapangan tengah sebagai pressing sering membuat kewalahan.
Bagaimana Lilipaly haus goal saat dulu menghadapi timnas Taiwan di Asian Games kemarin, atau saat Todd Ferre bisa memaksakan point dengan hattrick ke gawang Qatar U19 di Piala Asia U19 kemarin memberikan sinyal kuat bahwa timnas Indonesia sangat berbahaya hingga detik terakhir pertandingan.
Lalu bagaimana dengan Bima Sakti pelatih baru timnas untuk piala AFF kali ini ?
Dia adalah murid Luis Milla, dan tak jarang murid yang baik punya prestasi lebih baik dari gurunya, apalagi dengan kultur budayanya sendiri. Lupakan konflik dengan pelatih lama, itu hanya membebani dan perlu diperbaiki di masa-masa "damai" tak ada event internasional.
Timnas Indonesia hanya perlu fokus untuk memenangkan setiap pertandingannya. Karena juara bukanlah timnas yang tak pernah kalah, tapi ngotot menang dalam kemungkinan terburuk apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H