Mohon tunggu...
Sigit Santoso
Sigit Santoso Mohon Tunggu... Administrasi - Peduli bangsa itu wajib

fair play, suka belajar dan berbagi pengalaman http://fixshine.wordpress.com https://www.facebook.com/coretansigit/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Katakan "Tidak!" Pada Politik Praktis Berbaju Pramuka

16 Oktober 2018   23:01 Diperbarui: 16 Oktober 2018   23:06 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Ipul menunjukkan video viral ganti presiden 2019 oleh anak-anak berbaju pramuka (gambar sindonews)

Video viral itu tiba-tiba heboh. Karena sesaat menggambar adegan entah dari sekolah mana, seorang guru berpeci memberi aba-aba
"2019...!,"
"Ganti presiden
," yang membalas anak-anak yang memakai baju pramuka.

 Videonya biasa tapi kontennya luar biasa. Ada seruan ganti presiden, ada pengkondisian dan komando, dan ada baju Pramuka.

Pun sebenarnya, mungkin hanya ingin menunjukkan eksistensi. Tapi yang berteriak-teriak adalah anak-anak ini menjadi beda. Seminarnya Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan di UGM saja dianggap politik praktis lalu ditolak masuk kampus, apalagi jika sekumpulan anak kecil sudah bisa teriak ganti presiden.

Tidak bisa dengan lugu, lalu meminjam alasan untuk sekedar lucu-lucuan, atau heboh-hebohan. Anak-anak itu masih waktunya bermain-main mengenal persahabatan, kasih sayang, tanggung jawab dan cinta tanah air. Merujuk Dasa Darma Pramuka ke 10, anak-anak itu masih harus suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Pengkotak-kotakkan apalagi jika sudah saling membenci antar kubu politik yang bersaing tentu sudah tak sehat lagi. Mereka belum dewasa dan belum waktunya untuk memilih. Dan brutal, jika seusia dini itu sudah diracuni dengan narasi-narasi hanya kelompok kita yang paling benar, kelompok lain salah dan harus disingkirkan.

Anda tentu ingat video viral pawai obor anak-anak sambil berteriak "bunuh ahok". Atau barisan anak TK bercadar hitam dengan membawa mainan senapan yang berdalih semangat perjuangan Rasullulloh. Belum lagi seorang Guru SMA yang mendoktrin benci Presiden Jokowi.

Ambisi pribadi, nafsu yang mengalahkan akal sehat. Kepengecutan, yang memanfaatkan posisi Guru untuk memasukkan doktrin-doktrin tertentu karena dianggapnya anak kecil bisa dengan gampang dipengaruhi. Proses demokrasi yang sehat tidak akan terjadi. Karena virus-virus kebencian bisa jadi sudah ditanamkan sejak dini. Sangat berbahaya, karena akan terbawa sampai dewasa. 

Demokrasi itu sejatinya berkubu-kubu yang saling mengontrol sehingga muncul  sosok terpilih.Tetapi, jika untuk saling menjatuhkan itu sudah tak sehat.

Kakwarnas yang baru dilantik akhir September lalu, Budi Waseso langsung menolak,
"Hasil pendalaman dari saya, tim Kwarnas dan kwarda, kita kesimpulan, ternyata mereka bukan Pramuka. Jangan sampai Pramuka diseret ke kepentingan bukan Pramuka. Saya tidak mau Pramuka dicederai oleh sekelompok orang yang seolah-olah itu Pramuka," 

Pramuka memang harus netral dalam seragamnya, seperti juga anak sekolah, seperti juga mereka yang sedang berseragam pelayan masyarakat. Sehingga kalau lepas seragam dan sudah matang usia, silakan saja pada wadah-wadah politik yang sesuai.

"Kita sedang lacak. Kita usut sekarang ada di mana itu kejadiannya," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy . Ya sanksi tegas harus segera turun. Agar menjadi contoh ketegasan pihak yang berwajib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun