Mohon tunggu...
Sigit Santoso
Sigit Santoso Mohon Tunggu... Administrasi - Peduli bangsa itu wajib

fair play, suka belajar dan berbagi pengalaman http://fixshine.wordpress.com https://www.facebook.com/coretansigit/

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Ragukan Fano, Sang Gelandang Gedor Indonesia

21 Agustus 2018   00:27 Diperbarui: 21 Agustus 2018   08:51 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelandang itu bernama Stefano Jantje Lilipaly. Putra Maluku yang mengincipi aroma sepak bola modern sejak kecil di Belanda. Meski pernah membela timnas U-15 sampai U-18 Belanda, seperti saudara sepupunya Tonny Cussel dia memilih baktinya untuk dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia lalu menjadi jalan baginya untuk dipercaya menjadi punggawa timnas senior Garuda Muda.

Saat ini Fano panggilan akrabnya, sedang menapaki umur emas seorang pemain sepak bola, yaitu 28 tahun. Dan performanya di timnas kali ini setelah dipoles coach Milla makin bersinar. Bersanding dengan seniornya yang sangat oportunis Alberto Goncalves da Costa, Fano menjadi duo-target men kesebelasan Indonesia sekaligus menjadi macan yang membuat jantungan tiap kiper lawan.

Arahan coach Milla sepertinya sederhana, tekan pertahanan lawan sejak dari awal permainan. Berikan semua bola pada Fano dan Beto, mereka akan mengolahnya entah bagaimana caranya, bisa di selesaikan sendiri atau diumpankan pada yang paling berpeluang melesakkan bola ke gawang lawan.

Fano membidik serangan (gambar dari kompas.com/Garry Andrew Lotulung)
Fano membidik serangan (gambar dari kompas.com/Garry Andrew Lotulung)
Hasilnya, Fano pasti mencetak goal ! Namun dia bukan sosok yang egois. Assist-nya dahsyat, dan biasanya rekan yang diberikan umpan cepat oleh Fano akan mencetak goal indah.

Bagaimana kalau Fano sedang di kurung ? Gampang, rekan-rekannya tinggal tendang saja sekencang-kencangnya ke arah gawang lawan dari sudut mana pun. Maka, lawan akan bingung, Fano dihadang ditengah, dia memberi terobosan ke Irwan Jaya dan goal ! Fano dikurung di depan umpan tariknya ke kotak pinalti disambar Hanif Syahbandi goal juga, jika frustasi Fano lepas kawalan dia menggila akan mencetak goal SPARTAN sendirian.

Tidak ada cerita lagi pemain timnas Indonesia yang grogi berhadapan dengan kiper lawan. Atau, kehabisan tenaga setelah berlari kencang mengejar bola. Hongkong, di pertandiangan Asian Games 20/8/18 di stadion Patriot Bekasi, bermain bola serasa di neraka. Mereka kewalahan melayani serbuan serangan timnas Garuda Muda. Secara keterampilan individu jelas kalah kelas dibandingkan dengan Indonesia di gelaran Asian Games kali ini.

Fano selalu dikawal ketat, jika lepas jadi pembawa bencana tim lawan (gambar dari makassarmetro.com)
Fano selalu dikawal ketat, jika lepas jadi pembawa bencana tim lawan (gambar dari makassarmetro.com)
Trio Tsui Wang Kit, Lilley Nunez, dan kapten Lau Hok Ming yang berpostur tinggi besar itu awalnya bak tembok benteng yang kokoh. Namun Fano tak kenal takut, dia maju ke depan terus menjadi inspirasi serangan. Gedor terus tanpa kenal lelah, nanti pada saatnya akan jebol juga. Dia diprovokasi makin dilabrak, di kartu kuning bodo amat ... (Coach Milla sepertinya yang pusing 7 keliling kalau begini, karena Indonesia telah mengoleksi kontan empat kartu kuning)

Walhasil, ketika stamina dan fokus menurun  di tim Hongkong, hanya tinggal sang kiper dan satu bek (Nunez) saja yang masih sanggup bertahan di kotak pinalti. Mungkin rencananya Hongkong mau menjalankan strategi parkir bus. Tapi Fano dkk, mengobrak-abrik tanpa ampun. Bola dimana pun dikejar dan harus sampai mengancam gawang kiper Ho Chun Yuen. Pendek kata lu jual diborong semua oleh pemain-pemain timnas Indonesia.

Dan, begini pengakuan sang pelatih Hongkong, Kar Lok Kenneth Kwok

"Pemain nomor 10 Indonesia sangat berkualitas, ia memiliki skill yang sempurna dan komplit. Kami kewalahan menjaganya..."

Kemenangan 3-1 atas Hongkong, kontan menjadikan Indonesia juara grup A, dengan hasil mengesankan. Kecuali sempat sedikit terganjal saat kalah dengan Palestina.

Indonesia juara Grup A (gambar klasemen dari Superball.id)
Indonesia juara Grup A (gambar klasemen dari Superball.id)
Timnas Indonesia tinggal meningkatkan kembali keberanian dan kekuatan daya gedornya. Stefano Lilipaly dengan tatapan mata elangnya, tampaknya tetap akan menjadi pilihan utama sebagai Gelandang Serang paling mematikan di gelaran pertandingan sepakbola Asian Games ke 18 ini.

Bravo Lilipaly, terus gagah sebagai Gelandang Serang Garuda Muda di Asian Games ini. Menangkan semua laga-laga pembuktianmu ke dunia, persembahkan emas untuk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun