"Kang, .. aku dapat bisikan juara dunia.."
Aku terhenyak. Ada apa gerangan si Bedul tiba-tiba jadi dukun bola. Padahal kemarin dia baru habis-habisan kalah taruhan karena pegang Brasil dan Inggris.
"Apa sih Dul ? Udahlah nonton aja di rumahku gayeng, tapi santai aja"
"Kang, juara kali ini Kroasia" katanya mantab. Kuteruskan saja," Kamu mau aku pegang Prancis ..?" ledekku.
Dia lalu tiba-tiba duduk bersila di kursi panjang, lalu mengepulkan asap rokok. Lalu sepertinya bersabda dan mendongeng. Katanya lagi tanda-tanda langit sudah datang. Dimulai Davor Suker jadi presiden sepak bola Kroasia. Terus didampinginya kesebelasan ini di tiap pertandingan oleh presiden negaranya yang cantik Kolinda Grabar-Kitarovic. Itu bagaikan Dewa dewi yang mengantar sang juara baru.
"Dan tahu ga Kang, tiap 20 tahun sejak piala dunia tahun 1958. Juara baru selalu muncul.."
Beuhh aku juga belum lahir saat itu. Tapi betul juga sih. Brasil juara pertama piala dunia sejak tahun 1958, dua puluh tahun kemudian 1978 adalah Argentina, lanjut 1998 adalah Prancis. Jadi di 2018 ini meskipun Prancis adalah finalis, namun hak juara sesuai mitos adalah Kroasia.
"Belum lagi Kang, ada dendammm ...! "
Lho kok si Bedul jadi makin kerasukan. "Dulu mereka dikalahkan Prancis di semifinal jadi malam ini Kroasia ga akan mundur setapak pun ! Hhmmrhh..."
Bedul kesambet mbah Gugel apa ya. Memang benar, final kali ini menarik sekali. Sementara si Bedul tiba-tiba terdiam termehek-mehek setelah minum kopi hitam Yu Jumi, aku meneruskan pencarian informasi tentang kehebatan tim Kroasia kali ini, lewat jejaring klik-klik Mbah Gugel.
Kroasia memang bertipe benteng serang. Mereka sangat disiplin bertahan, namun cepat merebut bola dan tidak ada istilah "nggocek" bola ala Brasil. Passing bolanya cepat, dan tak ragu melakukan tendangan geledek tepat ke gawang lawan. Maka Inggris di semifinal dilumat Kroasia karena kalah tempo dan hanya mengandalkan tembakan bagus titik mati di setiap laganya.