Mohon tunggu...
Sigit Santoso
Sigit Santoso Mohon Tunggu... Administrasi - Peduli bangsa itu wajib

fair play, suka belajar dan berbagi pengalaman http://fixshine.wordpress.com https://www.facebook.com/coretansigit/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perlukah Membela Ego Tagar?

3 Mei 2018   19:46 Diperbarui: 4 Mei 2018   05:23 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari tagar.id dan viral medsos

Pada Mbak Nana di acara Mata Najwa, Fachri Hamzah cukup bijak berstatement bahwa membiarkan dua kubu yang berseberangan politik di satu tempat itu satu hal yang fatal. Dia bahkan mencontohkan bahkan KPU pun akan mengatur jadwal kampanye tiap parpol itu berbeda hari. Sehingga penanggung jawab keamanan, penanggung jawab kegiatan perannya tidak main-main.

Maka alih-alih saling curiga antar pendukung #diasibukkerja atau #2019GantiPresiden mari meluaskan wawasan lebih luas daripada terus mempertarungkan ego. Adalah wajar membela diri dari intimidasi, sangat wajar mempertahankan posisi jika memang tak bersalah kok dituduh, namun mau sampai kapan ? Bukankah yang lebih penting tidak jatuh korban lagi.

Tentu negara harus hadir memberi kenyamanan. Dalam hal ini bola panasnya akan dilempar kembali ke pemprov DKI mengapa sampai ada pembiaran atau kurang tanggapnya aksi pendisiplinannya. Akhir Agustus 2015, Ahok tegas memerintahkan mengusir berbau politik di CFD. 

Seharusnya Bang Sandi bisa lebih galak lagi agar secara fair kepentingan warga DKI sendiri untuk bisa ber -CFD bisa terjamin. Kalau perlu minggu ini CFD dikawal langsung mobil komando pak Gubernur dan Wagub sendiri sebagai penjaga amanah ibukota.

Kaos bertagar adalah identitas kelompok. Benar bahwa bisa dijual dan dibeli dimanapun dengan mudah. Namun kalau tidak respek soal selera ya tak akan mau beli. Malangnya identitas kelompok ini bisa dimain-mainkan. Merasa paling benar, merasa berhak untuk merendahkan yang lain hanya karena memakai kaos. Bahkan baperan jika yang berkaos sama sedang dipojokkan.

Adalah Mas Mustofa Nahrawardaya yang hari ini menduga ada Gerakan Gelang Kode pada kasus Bu Susi. Karena versi dia ada kesamaan gelang dari para intimidator dan korban. Jadi disinyalir settingan drama belaka untuk menjatuhkan salah satu pihak. Di satu sisi mungkin membantu pihak kepolisian. Namun di sisi lain ngeri-ngeri sedap.

Bahkan, Bang Sandi juga pakai gelang yang sama, dan kalau mau geser dikit ke Tanah Abang gelang seperti itu laris bak kacang goreng. Mengapa tidak menunjuk satu aktor intelektualnya. Tentu polisi akan lebih mudah memanggil koordinator rombongan kaos hitam dan kaos putih dibandingkan memanggil koordinator gelang kode. Sehingga tampaknya seperti teori konspirasi, namun masih minim data. Tapi untuk konsumsi kehebohan media sih cukup lah

Kalau itu mempertahankan eksistensi tagar #2019GantiPresiden sebenarnya cukup membantu mengantarkan para intimidator ke Pak Polisi. Dengan demikian lepas sudah kaitannya. Atau, seperti Bang Ara saat dihadapkan kasus Pak Anies yang terpinggirkan di final Piala Presiden kemarin maju ke depan mengaku salah. Semakin membela ego semakin akan merugikan citra. Semakin melempar-lempar kesalahan semakin banyak nanti jari tertunjuk ke diri sendiri.

Lho kalau nyatanya ada settingan bagaimana ? Ya ditangkap Pak Polisi too .. Lagian informasi intelejen kok disebar-sebar ini bagaimana. Seharusnya tau-tau grebek oleh yang berwajib. Saya kira setiap usaha licik pasti terungkap ..

Pun jika Bu Susi ini memang telah menjadi artis provokasi, tidak ada kejahatan yang sempurna. Bukan personnya yang kita bela, tindakan arogansi dan intimidasinya yang kita benci

Sigit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun