Mohon tunggu...
Hussein Ahmad
Hussein Ahmad Mohon Tunggu... -

Penulis adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Aktifis Himpunan Mahasiswa Islam FH UB, dan Mantan Pimpinan Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa Manifest FH UB

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Boikot dan Nama Baik Rasulullah

16 September 2012   08:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seringkali kita mendengar ajakan memboikot suatu produk atau malah negara ketika produk atau negara tersebut dianggap menghina Nabi kita Muhammad SAW . Baru-baru ini kita di hebohkan oleh kontroversi film Innocence of  Muslim. Ramai sekali halayak mengajak untuk memboikot film ini,  bahkan memboikot semua hal yang berbau belanda, asal film ini di buat. Tentu saja ajakan ini memiliki niat yang sangat baik, yaitu  mengembalikan harkat martabat Muhammad Rasulullah SAW yang katanya di hinakan oleh film ini.

Menarik untuk di simak film ini justru belum/tidak akan di putar di negara negara berpenduduk mayoritas muslim, lantas darimana penilaian penghinaan atas Rasulullah ini di buat? Pembaca mungkin memiliki jawaban dengan argumentasinya masing-masing, namun penulis ingin mengajak pembaca untuk merenungkan sejenak apa yang seharusnya menjadi reaksi kita atas kontroversi ini.

Bereaksi berlebihan dengan cara memboikot semua barang asal belanda justru dapat memberikan hasil yang kontraproduktif dari tujuan awal kita, yaitu mengembalikan harkat martabat Rasulullah.

Penulis berpendapat, memboikot semua barang asal belanda adalah hal yang jelas salah, karena tentu yang membuat film ini hanya segelintir dari jutaan warga belanda, bukan warga keseluruhan. apakah kita di benarkan menghukum orang yang tidak melakukan kejahatan?, bukankah menghukum orang yang tidak bersalah adalah perbuatan dzolim yang di benci Allah?, terlebih jika boikot yang di lakukan juga berdampak kepada bisnis saudara-saudara muslim kita di belanda.

Ingatkah kita dengan cerita Nabi kita dengan seorang pengemis yahudi yang buta?, bagaimana Beliau bertahun-tahun selalu menyuapi pengemis buta tersebut hingga wafat meski si pengemis buta itu selalu mengatakan hal yang tidak baik kepada Beliau tanpa sedikitpun Beliau memarahinya. Coba di bayangkan apabila kita memboikot belanda, apa kita sedang mengikuti apa yang nabi lakukan atau malah sebaliknya?.

Rasulullah selalu mengajarkan kita untuk menyayangi orang lain dan mengajak orang lain kepada kebenaran meskipun orang itu memusuhi kita, memboikot belanda tidak akan menyadarkan mereka namun hanya akan memberikan ke-mudharatan bagi warga belanda yang tidak bersalah dan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun