Kini istilah agroindustri sudah tidak asing lagi bagi kita. Apalagi Indonesia sebagai negara agraris dengan potensi hasil pertaniannya yang besar, hal ini menjadikannya berkaitan erat dengan kegiatan industri. Secara sederhana, agroindustri bisa diartikan sebagai proses mengubah bahan baku hasil pertanian yang masih mentah menjadi barang setengah jadi ataupun siap dikonsumsi.Â
Industri pertanian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi proses produksi bahan baku, pengolahan (konservasi/preservasi dan konservasi/pemasaran) hingga proses distribusi dan pemasaran. Semua kegiatan tersebut bisa dilakukan oleh satu managemen atau terpisah namun masih ada hubungan kerja serta berkaitan, sehingga dipandang sebagai satu sistem.
Agar suatu industri pertanian bisa berjalan secara optimal dan efisien, maka diperlukan proses perencanaan yang sistematis mulai dari awal (pembenihan/penyediaan bahan baku) hingga proses distribusi dan pemasaran produk olahan pertanian ke masyarakat. Dalam konteks perencanaan, pertanian industrial haruslah efektif dan berkelanjutan. Oleh sebab itu perlu memperhatikan 6 aspek, diantaranya yaitu :
- Aspek produksi, artinya harus mempertimbangkan ketersediaan bahan baku dari segi kuantitas, kualitas, serta kontinuitasnya.
- Aspek pasar, Â harus bisa memenuhi permintaan pasar dengan segala perkembangannya yang dinamis
- Aspek distribusi, artinya harus memperhatikan perkembangan pesaing atau produk yang serupa
- Aspek teknologi, yakni harus mampu mengikuti perkembangan teknologi agar menunjang efisiensi proses produksi
- Aspek manajerial, yaitu memerlukan SDM yang bisa mengatur agroindusri secara efektif dan efisien
- Aspek sosial, artinya harus mempertimbangkan pendayagunaan masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak zaman pemerintahan kolonial hingga saat ini perkembangan industri pertanian di Indonesia terus meningkat pesat. Salah satunya yaitu pada industri pengolahan komoditas kopi. Di Bandung, tepatnya di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan, terdapat agroindustri kopi arabika yang dikelola oleh PT.Sinar Mayang Lestari.
 Perusahaan ini melakukan aktivitas produksi mulai dari hulu hingga hilir yang mencakup aktivitas budidaya biji kopi, pengolahan, hingga pemasaran dengan merek dagang Malabar Mountain Coffee. Adapun dalam sistem produksinya PT.Sinar Mayang Lestari memakai sistem make to stock, dimana produksi barang tidak berdasarkan pemesanan melainkan dengan melakukan peramalan terhadap penjualan produk. Produsen harus mempunyai stok barang untuk mengantisipasi jika ada permintaan mendadak.
Untuk memperoleh ceri kopi sebagai bahan baku utama, PT. Sinar Mayang Lestari mendapatkannya dari kebun milik perusahaan dan dari petani mitra. Ada sekitar 80.000 pohon kopi di Kebun tersebut dengan produktivitas sebesar 1,5 kg ceri/pohon. Ceri kopi tersebut ada yang diolah dengan proses natural, honey, ataupun full wash.Â
Proses natural adalah proses pengolahan kopi yang memakan waktu paling lama diantara proses yang lainnya karena dijemur selama 25-30 hari. Proses honey merupakan proses pengolahan kopi, dimana menyisakan kulit daging yang dapat memberikan rasa manis pada kopi. Sementara itu Proses full washed merupakan proses pengolahan kopi dengan cara fermentasi dimana prosesnya lebih banyak disbanding dua proses lainnya tetapi hanya memakan waktu selama 7 hari.
Setelah dikemas, ceri kopi yang telah diolah akan didistribusikan ke Malabar Mountain Caf yang dijual dalam bentuk green bean, roast bean, dan kopi siap saji. Di sini Malabar Mountain Caf merupakan bagian dari PT. Sinar Mayang Lestari yang bergerak dalam bidang pemasaran. Aktivitas yang dilakukan oleh Malabar Mountain Caf yaitu sebagai distribution dan retail outlets. Malabar Mountain Caf akan melaporkan hasil penjualan kepada PT. Sinar Mayang Lestari setiap satu bulan sekali dan nantinya akan digunakan sebagai permintaan bulan selanjutnya. Produk kopi ini tak hanya dijual ke coffee shop yang ada di Bandung, namun juga ke Jakarta, Surabaya, Kalimantan Timur, dan Makassar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H