Merasa bodoh dan akhirnya kembali menyalahkan diri sendiri ketika melihat mereka telah melesat jauh di depan. Dan sepertinya mereka bahagia berada di zona nyamannya. Sementara saya, masih tertinggal jauh di belakang. Berusaha merintis semua dari bawah, keluar dari zona nyaman yg selama ini melindungi saya.
Tapi, seiring waktu, seiring bertambahnya pengalaman, pengetahuan, serta teman sharing yg begitu baik, saya akhirnya bersyukur bisa berada di titik ini. Bersyukur karena akhirnya saya tahu bagaimana rasanya jatuh, sehingga saya bisa belajar untuk bangkit. Iya, tidak langsung bangkit, pastinya. Saya mulai dengan merangkak, merayap, dan saya pastikan ini proses saya menuju ke titik pencapaian tertinggi kehidupan saya.
Hidup mungkin akan menghajarmu hingga babak belur, berdarah-darah. Tapi, suatu saat kamu kan tersadar, bahwa dengan luka, kamu akhirnya paham bagaimana cara membalut dan mengobati luka.
Iya, mungkin saya tidak "sukses" tepat waktu. Tapi, saya yakin akan "sukses" di waktu yg tepat.
Dan janji Allah itu, benar adanya. Nasib kita, ditentukan oleh diri kita sendiri. Semoga Sang Pemilik Kehidupan meridhai tiap langkah kecilku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H