Mohon tunggu...
Fitya Ainiqolbi
Fitya Ainiqolbi Mohon Tunggu... -

Ibadah Istiqomah pasti Barokah !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UNAS Bukan Lagi Momok

15 November 2014   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:44 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa hari ini dunia pendidikan Indonesia sedang ramai dibicarakan orang,hal ini karena adanya salah satu kebijakan dari orang nomor satu di kementrian pendidikan tentang nilai UNAS yang tidak lagi menjadi tolak ukur kelulusan siswa . Nilai unas hanya digunakan untuk pemetaan tingkat pemerataan pendidikan di Indonesia.Dan yang menentukan kelulusan siswa siswi adalah sekolah siswa sendiri ,jika hal ini terjadi maka menurut saya sebaiknya sekolah tidak hanya menentukan kelulusan siswa berdasarkan nilai akademis saja melainkan juga nilai softskill yang dikembangkan siswa selama bersekolah misalnya dari kegiatan ekstrakulikuler maupun kegiatan berorganisasi.

Sebagai siswa peserta ujian nasional bulan April tahun 2014 ini ,saya merasa turut gembira mendengar kabar ini. Saya dan teman teman kelas 12 waktu itu merasakan kegalauan dan kecemasan yang luar biasa sebelum menghadapi unas. Kami belajar setiap hari dari pagi sampai sore memahami satu persatu SKL /kisi kisi UNAS ,setiap hari kami merasa tertekan mengingat nilai unas menentukan kelulusan bahkan dulu nilai unas juga dijadikan pertimbangan masuk perguruan tinggi negeri.

Jika gebrakan baru dari bapak Anies Baswedan ini ,hal ini bisa memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Mengapa itu bisa terjadi ? Jika ujian nasional hanya digunakan untuk pemetaan pendidikan di Indonesia,sekolah sekolah akan lebih bersemangat untuk meningkatkan kualitas siswanya tanpa adanya semacam tekanan untuk mengejar prestise sekolah dan tidak ada lagi sekolah yang berani berbuat curang melakukan segala macam hal agar siswa siswinya bisa lulus dengan cara yang tidak jujur.

Jika siswa siswi nantinya belajar unas dengan gembira dan tanpa dibayangi kecemasan akan tidak lulus,saya percaya mereka bisa mendapatkan nilai yang jauh lebih baik. Dan saya juga sangat setuju ,cara untuk masuk ke perguruan tinggi dengan cara tes atau seleksi tulis. Hal ini juga bisa melatih mental siswa untuk berani bertarung dengan seluruh siswa siswa di Indonesia untuk bisa masuk ke perguruan tinggi sesuai keinginan mereka.

Semoga kebijakan baru dari menteri pendidikan yang baru ini dapat membuat kualitas pendidikan di Indonesia semakin baik dan bisa mencetak karakter siswa bangsa yang jujur yang siap menjadi generasi penerus bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun