Mohon tunggu...
Fittrie Meyllianawaty Pratiwy
Fittrie Meyllianawaty Pratiwy Mohon Tunggu... Dosen - Staff Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Staff Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ikan Gambusia, Pembasmi Nyamuk yang Mengancam Kelestarian Ikan Indigenous Jepang

14 Agustus 2020   21:32 Diperbarui: 14 Agustus 2020   21:29 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://azgardens.com/

Ikan gambusia (Gambusia affinis) atau ikan cere, adalah ikan pembasmi nyamuk yang sering digunakan untuk membasmi jentik-jentik nyamuk, salah satu keluarga ikan ini yang banyak dijadikan sebagai ikan hias adalah Ikan gupi.

Ikan ini menurut BKIPM adalah ikan air tawar berukuran kecil dengan perut gemuk, punggung sedikit melengkung, kepala besar dengan permukaan bagian atas datar, mulut kecil, mata relatif besar, batang ekor panjang dengan bentuk sirip ekor yang membulat. Seluruh permukaan tubuh ditutupi oleh sisik yang besar dan tidak memiliki garis lateral. 

Ikan jenis ini memiliki warna hijau zaitun kecoklatan, abu-abu kebiruan dengan warna perut yang putih keperakan. Ukuran panjang tubuh ikan jantan hingga mencapai 40 mm sedangkan untuk ikan betina mencapai panjang 70 mm. Di Jepang, dibalik  perannya untuk membasmi nyamuk, ikan yang di introduksi dari Amerika Serikat sebagai ikan untuk mengendalikan nyamuk, ternyata memiliki ancaman bagi indigenous species atauspesies ikan asli Jepang yaitu Medaka. 

Medaka (Oryzias latipes), ikan kecil yang hidup di sungai, adalah salah satu ikan paling terkenal di Jepang. Sebagai ikan eurythermal beriklim sedang, Medaka dapat mentolerir berbagai suhu (4C ) (Ishikawa, 2000). Sementara itu, Mosquitofish (Gambusia affinis) adalah ikan air tawar kecil yang berasal dari Amerika Serikat bagian Tenggara tetapi diperkenalkan ke berbagai belahan dunia untuk mengendalikan nyamuk (Seebacher et al., 2013). 

Baru-baru ini, dilaporkan bahwa Mosquitofish atau ikan Gambusiatelah menjadi ancaman besar pada kelangsungan hidup ikan asli melalui persaingan dan pemangsaan (Lawler et al., 1999). Di Jepang, Medaka dan Mosquitofish ditemukan menghuni tempat yang sama seperti di sungai Motokoyama

(Data lapangan, 2013). Kekhawatiran bahwa invasi nyamuk terhadap spesies asli semakin dipercepat dengan adanya pemanasan global. Dilaporkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 0,13 C ; selama 100 terakhir tahun (NRC, 2010) dan diproyeksikan meningkat antara 2 tahun; ; pada tahun 2100 (NRC, 2011). 

Baru-baru ini, sejumlah curah hujan yang ekstrim dan peristiwa panas telah terjadi di Jepang memberikan dampak signifikan bagi persaingan antara ikan Gambusia dan Medaka ini. Sebagai contoh di Perfektur Saitama, yang suhu tanah rata-rata telah meningkat 23 C dari tahun 1940 (JMA, 2012). 

Faktanya, spesies pendatang biasanya beradaptasi lebih kuat dengan variasi cuaca selama pengalaman spesies asli yang memiliki respon yang rendah terhadap peristiwa ekstrim tersebut. Dalam hal ini, Medaka telah terancam dengan semakin meningkatnya pemanasan global.

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk menganalisis dampak ekologi dari keberadaan dua spesies ikan ini pada habitat yang sama. Pada tahun 2011, para peneliti menemukan bahwa hampir 15% medaka yang ditangkap di alam liar di Nara memiliki penanda gen spesifik-himedaka. Sebuah penelitian melaporkan bahwa lebih dari 70% medaka mengalami cedera pada sirip ekornya akibat serangan ikan gambusia. Saat ini, para peneliti terus melakukan kajian untuk tetap melindungi spesies asli Medaka.

Penulis: Fittrie Meyllianawaty, Ph.D.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun