Mohon tunggu...
Fitri Nur Faizah
Fitri Nur Faizah Mohon Tunggu... lainnya -

ingin berusaha lebih baik lagi... dan tak lelah untuk belajar memaknai hidup. make life so simple..think simple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Only, Wo Ai Ni

15 Desember 2012   04:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:37 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, itu tak semudah kata “Ich lieb dich” di bibir, tidak semudah matematika 1+1=2,

Tidak semudah membalikkan telapak tangan,

Tidak semudah dengan dirumuskan hanya bertemu satu atau dua kali,

Tidak dapat disimpulkan dengan sebuah kalimat “Will you marry me now and forever?”.

Cinta, itu berproses by time to time,

Semakin kokoh dengan terpaan angin permasalahan,

Semakin subur kala dusta menghiasi,

Semakin nyata adanya saat terkhianati,

Semakin berkilau ketika saling memaafkan,

Semakin bernilai tinggi saat mampu menerima kehadirannya setelah ia berpaling teramat jauh tak terjangkau.

Semakin sedap di pandang saat cinta, atas nama cinta tertambat pada dermaga hati insani dengan buhul tali suci pernikahan.

Cinta itu, kompleksitas hati, relatifitas hati,

Cinta, itu bersmayam dalam hati,

Bukan kuasa logika, tidak usah bertanya “Why di you love me beib?”

Cause now and forever, you cannot find the true reason for it,

Kenapa aku mencintaimu?

Cause holly love,

I don’t need a reason why,

A holly loves is,

Tidak memperdulikan, kamu dimasa lampau,

Tetapi, hanya melihatmu sekarang dan nanti,

Itu cinta suci setingkat kemurian cinta illahiah dari qalbu.

Dan aku beri tau,

Itulah, sebentuk cintaku padamu,

Apakai ini merupakan blind love?

Jelas, bukan, my love always see. Not blind!

Melihat, bahwa kau, berhak untuk mendapat manisnya ketulusan cinta ku,

Melihat, bahwa, kamu memiliki kesempatan dan tekad untuk bergerak dinamis dan leluasa ke arah yang lebih baik,

Melihat, bahwa, antara kita sama,

Sama-sama saling mencintai,

Melihat, bahwa, cintamu, kini berbeda,

Kau inginkan aku tuk bersanding denganmu,

Dalam bahtera termewah dalam kehidupan abadi tuk selamanya,

Sungguh, aku melihat, cintamu, merasakkan dan tidak buta,

Cintaku, kamu,

Ya, hanya, cinta kamu,

Sekali lagi aku kumandangkan di depan khalayak ramai,

Cinta ku itu, hanya kamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun