Mohon tunggu...
Fitri Sundari
Fitri Sundari Mohon Tunggu... -

karyawan swasta, tinggal di Bandung, suka menulis....kunjungi blogs saya http://coretan-fitsund.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Hati

3 Februari 2014   14:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raka adalah sahabat terbaikku. Kami sudah lama dekat, mungkin karena ibuku juga bersahabat dengan ibunya Raka. Kadang kita suka keluar jalan bersama. Mungkin kalau orang lihat, kita seperti keluarga.
Setiap ada masalah Raka selalu cerita padaku, begitupun sebaliknya. Baik itu masalah keluarga ataupun masalah tentang cinta.


Raka sering cerita tentang seorang wanita. Wanita yang dia suka atau sebaliknya. Akupun selalu menanggapinya dengan baik. Kalau diperlukan, akupun selalu memberi saran.


***
Entah kenapa dan awalnya darimana. Setiap dia cerita tentang Ayu, aku selalu cemburu. Ayu adalah wanita yang sedang didekati Raka saat itu. Ayu memang cantik, dia juga baik. Aku juga kenal Ayu walaupun tidak kenal dengan dekat.


Waktu berlalu, aku mendengar kalau Ayu dan Raka sudah menjalin hubungan. Bahkan Ayu sudah dikenalkan pada ibunya Raka. Mendengar hal itu, hatiku terasa sakit. Bukan karena aku takut kehilangan sahabatku. Tapi aku merasakan perasaan lain. Apa mungkin aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri?


Aku memang tidak kehilangan perhatian Raka sebagai sahabat, tapi aku ingin perhatian yang lebih dari sahabat. Tapi sekarang Raka sudah dengan Ayu dan aku tidak ingin berharap lebih.


***
Sudah sekitar satu tahun, Raka dengan Ayu. Dan Kamipun tidak sedekat dulu. Mungkin memang terkadang cinta itu bisa merubah semuanya.


Akupun mengenal sosok Ferdi. Ferdi bisa merubah hari-hariku. Sedikitnya, aku bisa melupakan Raka dan segala kebaikannya. Walaupun cukup sulit. Aku merasakan Ferdi memang sangat baik dan perhatian padaku. Sampai akhirnya Ferdi menyatakan perasaannya padaku. Dan aku menerimanya.


Didekat Ferdi aku tidak merasakan apapun. Tidak seperti ketika aku bersama Raka. Aku tunggu sampai beberapa bulan kedepan. Aku harap perasaan itu muncul. Tapi ternyata tidak atau mungkin belum. Aku malah cenderung menghindar ketika Ferdi ingin bertemu denganku.


Aku terus berusaha mencari cinta dengan Ferdi tapi semua sia-sia. Semakin hari malah aku merasa aku semakin menyakiti Ferdi. Sampai akhirnya aku menyerah dan meminta Ferdi untuk melupakanku.


***
Sore itu, aku sedang santai di teras belakang rumah sambil baca novel yang baru tadi siang aku beli di toko buku tak jauh dari rumahku.


Tiba-tiba hapenya berbunyi, aku lihat, ada sms. Aku buka, ternyata dari Raka. Raka....


Terasa seluruh tubuhku bergetar, walaupun hanya kiriman sms. Raka ingin bertemu. Memang kita sudah lama tidak bertemu. Mungkin sudah sekitar enam bulan. Aku langsung jawab kalau aku mau bertemu dengannya.


Keesokan harinya, sepulang dari kampus, aku langsung membuat janji dengan Raka bertemu di sebuah tempat makan yang biasa kita datangi dulu.


Aku sampai duluan ditempat itu dengan jantungku tak berhenti berdetak sangat kencang. Ada perasaan tak menentu dihati. Aku takut ada sepucuk undangan pernikahan dia. Tapi aku buru-buru tepis pikiran negatifku.


Sekitar 10 menit aku menunggu Raka, akhirnya Raka datang juga. Raka memakai celana jeans warna biru muda, dengan kaos warna hitam. Terlihat sangat enak dipandang mata. Raka memang suka gaya santai.


Entah kenapa, kita seperti baru  kenal. Sikap Raka yang canggung membuatku merasa sangat gugup. Aku mencoba untuk melumerkan suasana. Aku ajak dia bercanda, aku kira dia mau bawa undangan pernikahannya dengan Ayu.


Jawabannya cukup mengagetkan aku, ternyata hubungan dia dengan Ayu juga sudah berakhir. Mungkin dihitung-hitung, waktunya hampir sama dengan berakhirnya hubungan aku dengan Ferdi. Raka tidak menceritakan kenapa hubungan mereka berakhir. Dan aku rasa, akupun tidak perlu tahu dengan semua itu.


***
Sejak pertemuan itu, aku kembali dekat dengan Raka. Yang aku herankan, kedekatan kita tidak seperti dekat persahataban dulu. Aku merasa perasaanku pada Raka sama seperti yang dia rasa.


Hari-hari sangat indah walaupun aku belum tahu perasaan Raka sebenarnya seperti apa. Aku memang sangat menunggu hari indah itu, namun biarlah semua berjalan seperti apa adanya.


***
Hari itu, Raka tiba-tiba datang kerumahku. Saat itu juga sedang ada Ibuku. Raka ingin menyampaikan sesuatu. Raka akan pergi melanjutkan kuliahnya dinegeri orang. Mungkin dalam waktu sekitar dua tahunan.


Baru saja aku merasakan kebahagiaan ini, Raka harus pergi. Tapi aku tak bisa mencegahnya. Ini mungkin cita-cita Raka dari dulu.


Kepergian Raka membuatku merasa sangat kehilangan. Sebenarnya aku tak ingin mengantarkan dia ke bandara tapi Raka memintaku, akhirnya akupun mengantarkan dia.


Di Bandara, raka memberikan sebuah bingkai yang dibungkus rapi. Kata dia, ini adalah lukisan pertamanya. Dia ingin memberikan karyanya yang pertama padaku. Tapi aku boleh membuka dan melihat lukisan ini ketika Raka sudah berada diluar negeri.


***
Bunyi handphone membuyarkan lamunanku saat itu. Aku angkat dan ternyata Raka. Dia mengabarkan kalau dia sudah sampai di Korea. Sekarang aku boleh membuka dan melihat lukisannya.


Ketika aku buka dengan perasaan tak karuan, aku tertegun dengan lukisan didepanku. Lukisan dengan bentuk hati. Sangat cantik, dan sangat indah. Aku hampir tak percaya kalau ini lukisan yang dibuat Raka.


Aku tertegun, apakah arti lukisan ini. Apa mungkin Raka mengungkapkan perasaannya padaku lewat lukisan ini? Dan suatu saat nanti dia akan kembali padaku?
Aku harap begitu...
http://coretan-fitsund.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun